MAKALAH
RAGAM
BUDAYA SUKU MELAYU DIINDONESIA
Disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah “ILMU
SOSIAL BUDAYA DASAR” yang di ampuh
oleh Ibu, Erna Ningsih, S.SiT, M.Kes.
DI SUSUN OLEH :
1.
ELGA (13150059)
2.
YAYUK S. (13150062)
3.
YUNINDI V. (13150068)
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
FAKULTASILMUKESEHATAN
PRODI D3 KEBIDANAN
2013-2014
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan
penyertaan-Nya, makalah yang berjudul “RAGAM BUDAYA SUKU
MELAYU DIINDONESIA”
ini dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah di tentukan.
Kami sangat berterimakasih kepada
Dosen Pengampuh mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar, yaitu Ibu,
Erna Ningsih, S.SiT, M.Kes yang telah mempercayakan kami untuk
menyusun makalah ini, dan tidak lupa, kami berterimakasih kepada orangtua, yang
selalu memberikan dukungan dan doa, di dalam setiap aktivitas sehari-hari
termasuk dalam menjalankan pendidikan.
Kami sangat ingin, makalah ini
tersusun dengan baik bahkan sempurna, tetapi kami sangat tau bahwa tidak ada
sesuatu di dunia ini yang sempurna. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari teman-teman, agar makalah ini dapat jauh lebih baik
nantinya.
Dan akhirnya, kami berharap semoga
makalah ini berguna bagi semua pembacanya.
Yogyakarta, 16 Maret 2014
PENYUSUN
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
seni dan Budaya merupakan salah satu asset Negara
Indonesia yang harus tetap menjadi perhatian khusus dan tetap dijaga
kelestariaanya, karena merupakan peninggalan atau warisan neneng moyang kita
yang tidak mudah untuk saat ini menciptakan suatu budaya atau tradisi yang bisa
diandalkan sebagai ciri khas icon yang diakui bagi suatu daerah di zaman yang
modern dan telah terkontaminasi dengan teknologi yang canggih. Tradisi adalah
suatu kebiasaan orang-orang terdahulu yang mana kehidupannya masih menggunakan
cara tradisional yang kemudian dikembangkan mereka untuk menjadi suatu budaya
dengan cara seperti menciptakan suatu tari-tarian, barang-barang kerajinan,
atau pakaian yang biasa mereka pakai dan menjadi ciri khas kehidupan
sehari-hari.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
yang dimaksud dengan suku melayu?
2. Bagaimana
perbedaan suku melayu diberbagai daerah diindonesia?
C.
TUJUAN
1. Mahasiswa
mengetaui apa yang dimaksud dengan suku melayu
2. Mahasiswa
mengerti dengan perbedaan suku melayu yang beragam
3. Mahasiswa
lebih mengenal dengan budaya dan adat istiadat yang ada di Indonesia
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
SUKU MELAYU
Suku Melayu merupakan etnis yang termasuk ke dalam
rumpun rasAustronesia. Suku Melayu dalam pengertian ini, berbeda dengan konsep
Bangsa Melayu yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan
Singapura.
Suku Melayu bermukim di sebagian besar Malaysia, pesisir timur Sumatera, sekeliling pesisir Kalimantan, Thailand Selatan, Mindanao, Myanmar Selatan, serta pulau-pulau kecil yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan SelatKarimata. Di Indonesia, jumlah Suku Melayu sekitar 3,4% dari seluruh populasi,yang sebagian besar mendiami propinsi Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau,Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat.
Dalam buku Sejarah Melayu disebut bahwa Melayu adalah nama sungai diSumatera Selatan yang mengalir disekitar bukit Si Guntang dekat Palembang. SiGuntang merupakan tempat pemunculan pertama tiga orang raja yang datang kealam Melayu.Mereka adalah asal dari keturunan raja-raja Melayu di Palembang (Singapura, Malaka dan Johor), Minangkabau dan Tanjung Pura. Pada waktu itu sebutan Melayu merujuk pada keturunan sekelompok kecilorang Sumatera pilihan. Seiring dengan berjalannya waktu definisi Melayu berdasarkan ras ini mulai ditinggalkan.
Suku Melayu bermukim di sebagian besar Malaysia, pesisir timur Sumatera, sekeliling pesisir Kalimantan, Thailand Selatan, Mindanao, Myanmar Selatan, serta pulau-pulau kecil yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan SelatKarimata. Di Indonesia, jumlah Suku Melayu sekitar 3,4% dari seluruh populasi,yang sebagian besar mendiami propinsi Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau,Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat.
Dalam buku Sejarah Melayu disebut bahwa Melayu adalah nama sungai diSumatera Selatan yang mengalir disekitar bukit Si Guntang dekat Palembang. SiGuntang merupakan tempat pemunculan pertama tiga orang raja yang datang kealam Melayu.Mereka adalah asal dari keturunan raja-raja Melayu di Palembang (Singapura, Malaka dan Johor), Minangkabau dan Tanjung Pura. Pada waktu itu sebutan Melayu merujuk pada keturunan sekelompok kecilorang Sumatera pilihan. Seiring dengan berjalannya waktu definisi Melayu berdasarkan ras ini mulai ditinggalkan.
B.
PERBEDAAN
BUDAYA SUKU MELAYU DI BERBAGAI DAERAH
1)
Budaya
Melayu Seni Kebudayaan Belitung Daerah Propinsi Bangka Belitung
a. Budaya Bangka Belitung
Banyak hal yang menarik untuk di ketahui tentang kebudayaan yang anda di Bangka Belitung. Banyak even budaya Bangka Belitung yang bisa menarik kunjungan wisatawan asing atau lokal. Dan even budaya yang terdapat di propinsi ini menjadi kekayaan seni dan budaya masyarakat Bangka Belitung. Budaya yang sudah menjadi bagian dari adat masyarakat Bangka Blitung diantaranya adalah Perang Ketupat, Buang Jong, Mandi Belimau, Ruwah, Kongian, Imlek, Sembahyang Rebut, Sembahyang Kubur, Kawin Masal, Nganggung.
Banyak hal yang menarik untuk di ketahui tentang kebudayaan yang anda di Bangka Belitung. Banyak even budaya Bangka Belitung yang bisa menarik kunjungan wisatawan asing atau lokal. Dan even budaya yang terdapat di propinsi ini menjadi kekayaan seni dan budaya masyarakat Bangka Belitung. Budaya yang sudah menjadi bagian dari adat masyarakat Bangka Blitung diantaranya adalah Perang Ketupat, Buang Jong, Mandi Belimau, Ruwah, Kongian, Imlek, Sembahyang Rebut, Sembahyang Kubur, Kawin Masal, Nganggung.
b. Rumah adat Bangka
Belitung
Rumah panggung, rumah limas dan rumah rakit merupakan rumah tradisional Bangka Belitung. Hampir sama dengan propinsi lain yang ada di Pulau Sumatera model arsitektur rumah adat Bangka Belitung berciri arsitektur Melayu.
Terdapat tiga macam ciri arsitektur rumah adat yaitu arsitektur Melayu awal, Melayu Bubung Panjang dan Melayu Bubung Limas. Arsitektur rumah Melayu Awal berujud rumah panggung kayu dimana hampir semua bahan material yang di pakai untuk rumah ini berupa kayu, bambu, rotan, akar pohon, daun-daun atau alang-alang yang banyak tumbuh dan sangat mudah diperoleh di sekitar pemukiman.
Arsitektur rumah Melayu Awal ini biasanya beratap tinggi dan sebagian atapnya miring. Saat pembangunan rumah yang berkaitan dengan tiang, masyarakat Kepulauan Bangka Belitung mengenal falsafah 9 tiang, dimana bangunan rumah yang didirikan memiliki 9 buah tiang. Tiang utama tempatnya di tengah dan didirikan pertama kali. Kemuduan atap rumah ditutup dengan daun rumbia. Sementara bagian dindingnya biasanya dibuat dari bahan pelepah/kulit kayu atau menggunakan buluh (bambu).
c. Seni Tradisional Bangka Belitung
Bangka Belitung memiliki alat musik khas dan juga tarian tradisional yang menjadi kekayaan seni dan kebudayaan propinsi Bangka Belitung di antaranya adalah
Dambus, Suling, Gendang Melayu, Tari Tanggai, Tari Zapin, Tari Campak, Rebana, Rudat, Tari Bahtera Bertiang Tujuh, Sekapur Sirih
Rumah panggung, rumah limas dan rumah rakit merupakan rumah tradisional Bangka Belitung. Hampir sama dengan propinsi lain yang ada di Pulau Sumatera model arsitektur rumah adat Bangka Belitung berciri arsitektur Melayu.
Terdapat tiga macam ciri arsitektur rumah adat yaitu arsitektur Melayu awal, Melayu Bubung Panjang dan Melayu Bubung Limas. Arsitektur rumah Melayu Awal berujud rumah panggung kayu dimana hampir semua bahan material yang di pakai untuk rumah ini berupa kayu, bambu, rotan, akar pohon, daun-daun atau alang-alang yang banyak tumbuh dan sangat mudah diperoleh di sekitar pemukiman.
Arsitektur rumah Melayu Awal ini biasanya beratap tinggi dan sebagian atapnya miring. Saat pembangunan rumah yang berkaitan dengan tiang, masyarakat Kepulauan Bangka Belitung mengenal falsafah 9 tiang, dimana bangunan rumah yang didirikan memiliki 9 buah tiang. Tiang utama tempatnya di tengah dan didirikan pertama kali. Kemuduan atap rumah ditutup dengan daun rumbia. Sementara bagian dindingnya biasanya dibuat dari bahan pelepah/kulit kayu atau menggunakan buluh (bambu).
c. Seni Tradisional Bangka Belitung
Bangka Belitung memiliki alat musik khas dan juga tarian tradisional yang menjadi kekayaan seni dan kebudayaan propinsi Bangka Belitung di antaranya adalah
Dambus, Suling, Gendang Melayu, Tari Tanggai, Tari Zapin, Tari Campak, Rebana, Rudat, Tari Bahtera Bertiang Tujuh, Sekapur Sirih
Bab III
Mengenal Kebudayaan dan Kesenian Belitung
A. Kebudayaan Belitung
1. Maras Taun
Maras
taun berasal dari kata maras yang berarti meniris (membersikan duri halus)
sedangkan taun berasal dari kata tahun. Maras tahun diadakan setiap setahun
sekali oleh masyarakat Belitung didesa dan kecamatan sebagai wujud rasa syukur
setelah melewati musim panen padi. Maras taun merupakan pertanggung jawaban
dukun kampung kepada masyarakat. Ritual utama maras taun adalah: doa awal,
tepong taw bwlitung dan doa penutup. Dalam perayaan ini kita bias menyaksikan
kesenian tradisonal khas Belitung seperti tari sepen, nutok lesong panjang dan
ngemping.
Maras taon adat bari’e Urang Belitong dan sampai saat ini masih tetap dilakukan di pulau Belitung namun banyak yang tidak mengetahui bagaimana asal maras tahun ini terjadi di Pulau Belitung.Maras Taun atau disebut juga Maras Taon. Bermuasal sejak kurun waktu yang tak diketahui pasti. Muncul dan berkembangnya prosesi itu seiring dengan pola pikir masyarakat tradisional Belitong. Mulanya penduduk atau masyarakat Belitong yang menempati bagian pesisir atau pedalaman daratan, hidup berelompok menempati wilayah pemukiman yang disebut Kubok dan Parong.
Penghuni Kubok merupakan komunitas kecil berasal dari sebuah keluarga yang kemudian berkembang menjadi beberapa keluarga hingga membentuk perkampungan kecil yang disebut Kubok dan Kubok ini dipimpin seorang yang dituakan disebut Kepala Kubok.
Penghuni Parong merupakan komunitas keluarga yang tidak berasal dari satu keluarga tapi dari beberapa keluarga dan jumlahnya lebih ramai hingga membentuk sebuah perkampungan.
Baik Parong atau pun Kubok dipimpin seorang ketua adat yang “dituakan” disebut kepala Parong atau kepala Kubok. “Dituakan” artinya memiliki kepiawaian, termasuk ilmu perdukunan, karenanya ketua kelompok itu juga otomatis merangkap menjadi dukun yang melindungi warganya.
Maras taon adat bari’e Urang Belitong dan sampai saat ini masih tetap dilakukan di pulau Belitung namun banyak yang tidak mengetahui bagaimana asal maras tahun ini terjadi di Pulau Belitung.Maras Taun atau disebut juga Maras Taon. Bermuasal sejak kurun waktu yang tak diketahui pasti. Muncul dan berkembangnya prosesi itu seiring dengan pola pikir masyarakat tradisional Belitong. Mulanya penduduk atau masyarakat Belitong yang menempati bagian pesisir atau pedalaman daratan, hidup berelompok menempati wilayah pemukiman yang disebut Kubok dan Parong.
Penghuni Kubok merupakan komunitas kecil berasal dari sebuah keluarga yang kemudian berkembang menjadi beberapa keluarga hingga membentuk perkampungan kecil yang disebut Kubok dan Kubok ini dipimpin seorang yang dituakan disebut Kepala Kubok.
Penghuni Parong merupakan komunitas keluarga yang tidak berasal dari satu keluarga tapi dari beberapa keluarga dan jumlahnya lebih ramai hingga membentuk sebuah perkampungan.
Baik Parong atau pun Kubok dipimpin seorang ketua adat yang “dituakan” disebut kepala Parong atau kepala Kubok. “Dituakan” artinya memiliki kepiawaian, termasuk ilmu perdukunan, karenanya ketua kelompok itu juga otomatis merangkap menjadi dukun yang melindungi warganya.
Kemudian
Parong atau Kubok beriring masa bertambah populasinya, ketika sudah menjadi
sebuah perkampungan maka dukun tersebut tetap menjadi dukun sekaligus merangkap
kepala kampungnya, kini dalam masyarakat Belitong dikenal adanya dukun kampong.
Pola ini terus mentradisi hingga zaman ini, bahwa di tiap kampung harus tetap
memiliki seorang dukun kampung disamping adanya lurah atau kepala desa sebagai
pimpinan politis adminisratifnya.
Pembukaan
Kubok atau Parong bermula dari membuka hutan guna untuk berladang padi tegalan;
sebagai sumber makanan utamanya penduduk Belitong. Sebagai rasa syukur atas
panen inilah kemudian diadakan perhelatan ritual Maras taun pada setiap
tahunnya. Dalam rasa syukur ini dimintakan pada yang Maha Kuasa untuk
keselamatan warga dan keberhasilan untuk panen di tahun mendatang. Rasa syukur
ini pada awalnya disebut Memaras atau berselamatan tahun yang kemudian disebut
saja dengan “Maras Taon atau Maras tahun.
2. Beripat Beregong
Beripat
Beregong Sejenis pemainan adu ketangkasan derngan mengunakan rotan sebagai alat
pemukul. Masing-masing pemain mengandalkan kemampuan menangkis dan memukul
punggung lawan. Yang menjadi pemenangnya ditentukan punggung yang paling
sedikit akibat sabetan rotan.
Permainnan ini berakhir tanpa menimbulkan dendam diantara sesame pemain. Biasanya sebelum permainan ini dimulai, setiap pemain harus mencari yang disebut nigal yaitu lawin tanding.musik pengiringnya dimeriahkan buyi-bunyian yang terdiri dari music pukul berupa kelinang (gemelan dan gong) serta serunai (alat music tiup) music tersebut dimainkan diatas sebuah bangunan yang tingginya 5 – 6 meter yang disebut balai peregongan.
Menurut cerita yang berkembang secara turun temurun, asal mula beripat - beregong bermula dari sebuah kelaka'--sebutan masyarakat Belitung untuk sebuah kampung kecil yang jauh di tengah hutan dan umumnya terletak tak jauhdari ume (huma, dalam bahasa Indonesia, red.) masyarakat. Keleka' tersebut dikenal dengan nama Keleka'Gelanggang (sekarang Desa Mentigi
Setelah rotan diberi air jampi, semuanya bersiap-siap. Kedua pemain pun masuk ke gelanggang diiringi tempik sorak
penonton. Semua pengigal yang ada di arena pun harus meninggalkan arena. Kedua orang ini saling berhadapan-hadapan, membuat gaya yang cukup menarik dalam memukul maupun menagkis. Padahal pertandingan sama sekali belum dimulai. Sekejap kemudian pertandingan pun siap dimulai. Kedua jago bersalaman lebih dulu, sambil mengucapkan kata: “Kite ne cuma main, ndak ade dendam udanya.” Dan, sang lawan pun akan menjawabnya dengan ucapan: “Silekan sidak ngempok dulu'”. Setelah itu pertandingan pun dimulai. Kedua jago saling serang, memukul dan menangkis. Suara besutan rotan pun seakan memecah kesunyian malam ditingkahi tempik sorak penonton yang mendukung jagonya masing-masing.
Setelah pertandingan berjalan cukup lama, juru pisah turun ke gelanggang, menghentikan pertandingan. Kedua jago pun dibawa ke hadapan dukun. Karena, biasanya, para petarung ini adalah juara di keleka'-nya, jarang ada yang terluka parah.
Beripat ini merupakan sejenis permainan ketangkasan dengan menggunakan rotan sebagai alat pemukul. masing-masing pemain mengandalkan keahlian menangkis dan memukul punggung lawan. Untuk menentukan pemenangnya dilihat dari masing-masing punggung pemain yang luka paling sedikit akibat sabetan rotan.
Permainnan ini berakhir tanpa menimbulkan dendam diantara sesame pemain. Biasanya sebelum permainan ini dimulai, setiap pemain harus mencari yang disebut nigal yaitu lawin tanding.musik pengiringnya dimeriahkan buyi-bunyian yang terdiri dari music pukul berupa kelinang (gemelan dan gong) serta serunai (alat music tiup) music tersebut dimainkan diatas sebuah bangunan yang tingginya 5 – 6 meter yang disebut balai peregongan.
Menurut cerita yang berkembang secara turun temurun, asal mula beripat - beregong bermula dari sebuah kelaka'--sebutan masyarakat Belitung untuk sebuah kampung kecil yang jauh di tengah hutan dan umumnya terletak tak jauhdari ume (huma, dalam bahasa Indonesia, red.) masyarakat. Keleka' tersebut dikenal dengan nama Keleka'Gelanggang (sekarang Desa Mentigi
Setelah rotan diberi air jampi, semuanya bersiap-siap. Kedua pemain pun masuk ke gelanggang diiringi tempik sorak
penonton. Semua pengigal yang ada di arena pun harus meninggalkan arena. Kedua orang ini saling berhadapan-hadapan, membuat gaya yang cukup menarik dalam memukul maupun menagkis. Padahal pertandingan sama sekali belum dimulai. Sekejap kemudian pertandingan pun siap dimulai. Kedua jago bersalaman lebih dulu, sambil mengucapkan kata: “Kite ne cuma main, ndak ade dendam udanya.” Dan, sang lawan pun akan menjawabnya dengan ucapan: “Silekan sidak ngempok dulu'”. Setelah itu pertandingan pun dimulai. Kedua jago saling serang, memukul dan menangkis. Suara besutan rotan pun seakan memecah kesunyian malam ditingkahi tempik sorak penonton yang mendukung jagonya masing-masing.
Setelah pertandingan berjalan cukup lama, juru pisah turun ke gelanggang, menghentikan pertandingan. Kedua jago pun dibawa ke hadapan dukun. Karena, biasanya, para petarung ini adalah juara di keleka'-nya, jarang ada yang terluka parah.
Beripat ini merupakan sejenis permainan ketangkasan dengan menggunakan rotan sebagai alat pemukul. masing-masing pemain mengandalkan keahlian menangkis dan memukul punggung lawan. Untuk menentukan pemenangnya dilihat dari masing-masing punggung pemain yang luka paling sedikit akibat sabetan rotan.
3. Upacara Adat Ritual
Buang Jong
Buang Jong berasal dari dua suku kata.
Buang artinya membuang; dan Jong artinya adalah Jong (sejenis perahu). Dengan
kata lain Buang Jong berarti membuang atau melayarkan perahu Jong ke laut,
dalam ritual tradisi ini adalah miniatur perahu.
Buang Jong – ritual tradisi melepas miniatur perahu yang disebut Jong dan Ancak yang terbuat dari kerangka bambu yang dibentuk seperti rumah yang berisi berbagai macam sesaji – merupakan budaya tradisional, turun-temurun dilakukan setiap tahun oleh Suku Sawang di Belitung pada setiap dimulainya angin barat musim, biasanya pada bulan Agustus atau November, di mana angin dan gelombang sangat besar. Di Belitung, ini disebut Musim Barat. Melalui upacara ritual Buang Jong dengan tujuan meminta perlindungan dan keselamatan, sehingga mereka akan terhindar dari bencana saat mereka berlayar ke laut lepas untuk menangkap ikan sebagai mata pencaharian mereka.
Prosesi ini akan berlangsung 3 hari dan malam, sesuai dengan kondisi kebiasaan upacara yang harus dipenuhi. Semua proses upacara dipimpin oleh seorang dukun atau pemimpin adat masyarakat Suku Sawang. Tradisi Buang Jong sendiri berakhir dengan sebuah miniatur kapal dilayarkan dengan berbagai macam sesaji ke laut.
Buang Jong – ritual tradisi melepas miniatur perahu yang disebut Jong dan Ancak yang terbuat dari kerangka bambu yang dibentuk seperti rumah yang berisi berbagai macam sesaji – merupakan budaya tradisional, turun-temurun dilakukan setiap tahun oleh Suku Sawang di Belitung pada setiap dimulainya angin barat musim, biasanya pada bulan Agustus atau November, di mana angin dan gelombang sangat besar. Di Belitung, ini disebut Musim Barat. Melalui upacara ritual Buang Jong dengan tujuan meminta perlindungan dan keselamatan, sehingga mereka akan terhindar dari bencana saat mereka berlayar ke laut lepas untuk menangkap ikan sebagai mata pencaharian mereka.
Prosesi ini akan berlangsung 3 hari dan malam, sesuai dengan kondisi kebiasaan upacara yang harus dipenuhi. Semua proses upacara dipimpin oleh seorang dukun atau pemimpin adat masyarakat Suku Sawang. Tradisi Buang Jong sendiri berakhir dengan sebuah miniatur kapal dilayarkan dengan berbagai macam sesaji ke laut.
Jong dan Ancak
Untuk mempromosikan tradisi ini menjadi salah satu kegiatan pariwisata, saat ini, dapat disaksikan pada setiap November, dengan nama Festival Buang Jong untuk di Kabupaten Belitung. Sedangkan di Kabupaten Belitung Timur, Buang Jong sendiri sering dilakukan pada bulan Februari di Pantai Mudong.
Untuk mempromosikan tradisi ini menjadi salah satu kegiatan pariwisata, saat ini, dapat disaksikan pada setiap November, dengan nama Festival Buang Jong untuk di Kabupaten Belitung. Sedangkan di Kabupaten Belitung Timur, Buang Jong sendiri sering dilakukan pada bulan Februari di Pantai Mudong.
4.Nirok Nanggok
Merupakan acara penangkapan ikan secara
masal yang masih dilaksanakan oleh masyarakat desa Belantu, Kemiri dibagian
Selatan Pulau Belitung. Acara ini hanya diadakan pada musim kemarau panjang
antara bulanAgustus s/d September.
Pada musim kemarau banyak sungai-sungai
menjadi surut dan didalamnya
terdapat banyak ikan. Alat yang digunakan berupa "Tirok dan Tanggok". Tirok:semacam tongkat kayu yang dibagian pangkalnya dipasang mata tombak, Tanggok: semacam raga yang terbuat dari rotan yang dijalin. Acara ini termasuk sakral, karena itu dalam pelaksanaannya harus melalui tahap-tahap yang cukup panjang dan aturan-aturan tertentu yang tidak boleh dilanggar.
Semua prosesi acara ini dipimpin oleh seorang dukun air dan dihadiri oleh pemuka kampong dan seluruh penduduk setempat. Fungsi acara ini adalah
mengompakkan/menyatukan dan mempertebal kepatuhan penduduk akan adat yang mereka miliki. Disamping itu juga untuk mengatur penangkapan ikan di sungai-sungai yang telah ditentukan guna melestarikan ikan yang ada di sungai tersebut.
Nirok Nanggok ( Traditional Culture )
Nirok Nanggaok adalah budaya orang Belitung di daerah pedesaan yang dilaksanakan pada musim kemarau panjang , pada saat sungai- sungai dan rawa menjadi kering . Nirok Nanggok adalah kegiatan mencari ikan dengan menggunakan Tirok ( sejenis tombak bermata besi runcing) dan Tanggok ( sejenis jala kecil dengan gagang dari kayu). Kegiatan ini biasanya dilakukan beramai - ramai oleh satu kampung dipimpin oleh seorang dukun kampong yang memimpin jalannya acara.
“Nirok Nanggok is a traditional culture of Belitung people especially in the rural district. This ceremony held in dry season when rivers and swamps dried . Nirok Nanggok is a festifal tocatch fish in dried rivers and swamps using Tirok ( a sharp thin harpoon ) and Tanggok ( fish catcher tool ). Nirok Nanggok held by all people in a village and ruled by a dukun kampong.”
“Dua tradisi musim kering, mentandik dan nirok nanggok digemari masyarakat Belitong” kata Sjahchroelsiman, Ketua Lembaga Adat Belitung kepada Wakil Bupati Belitung, Sahani Saleh.
terdapat banyak ikan. Alat yang digunakan berupa "Tirok dan Tanggok". Tirok:semacam tongkat kayu yang dibagian pangkalnya dipasang mata tombak, Tanggok: semacam raga yang terbuat dari rotan yang dijalin. Acara ini termasuk sakral, karena itu dalam pelaksanaannya harus melalui tahap-tahap yang cukup panjang dan aturan-aturan tertentu yang tidak boleh dilanggar.
Semua prosesi acara ini dipimpin oleh seorang dukun air dan dihadiri oleh pemuka kampong dan seluruh penduduk setempat. Fungsi acara ini adalah
mengompakkan/menyatukan dan mempertebal kepatuhan penduduk akan adat yang mereka miliki. Disamping itu juga untuk mengatur penangkapan ikan di sungai-sungai yang telah ditentukan guna melestarikan ikan yang ada di sungai tersebut.
Nirok Nanggok ( Traditional Culture )
Nirok Nanggaok adalah budaya orang Belitung di daerah pedesaan yang dilaksanakan pada musim kemarau panjang , pada saat sungai- sungai dan rawa menjadi kering . Nirok Nanggok adalah kegiatan mencari ikan dengan menggunakan Tirok ( sejenis tombak bermata besi runcing) dan Tanggok ( sejenis jala kecil dengan gagang dari kayu). Kegiatan ini biasanya dilakukan beramai - ramai oleh satu kampung dipimpin oleh seorang dukun kampong yang memimpin jalannya acara.
“Nirok Nanggok is a traditional culture of Belitung people especially in the rural district. This ceremony held in dry season when rivers and swamps dried . Nirok Nanggok is a festifal tocatch fish in dried rivers and swamps using Tirok ( a sharp thin harpoon ) and Tanggok ( fish catcher tool ). Nirok Nanggok held by all people in a village and ruled by a dukun kampong.”
“Dua tradisi musim kering, mentandik dan nirok nanggok digemari masyarakat Belitong” kata Sjahchroelsiman, Ketua Lembaga Adat Belitung kepada Wakil Bupati Belitung, Sahani Saleh.
5. Mandi Besimbor
Mandi besimbor meruupakan puncak acara
dari seluruh rangkaian perkawinan adat belitung, yaitu kedua mempelai akan
dimandikan dengan air kembang oelh kedua keluarga yang akan diikuti oleh para
tamu undangan dengan saling bersiraman air dan kemudian dilanjutkan dengan
upacara injak telor serta berebut masuk kamar temanten.
B. Kesenian Belitung
1. Campak darat dan Campak laut
1. Campak darat dan Campak laut
Tari Campak merupakan tarian dari daerah
Bangka-Belitung yang menggambarkan keceriaan bujang dan dayang di Kepulauan
Bangka Belitung. Tarian ini biasanya dibawakan setelah panen padi atau sepulang
dari ume (kebun). Tari ini digunakan juga sebagai hiburan dalam berbagai
kegiatan seperti penyambutan tamu atau pada pesta pernikahan di Bangka
Belitung. Tarian ini berkembang pada masa pendudukan bangsa Portugis di Bangka
Belitung. Hal ini bisa dilihat dari beberapa ragam pada tari Campak antara lain
akordion dan pakaian pada penari perempuan yang sangat kental dengan gaya
Eropa.
a. Campak Darat
Tari campak merupakan tari khas dari
masyarakat pulau Belitung yang merupakan tari hiburan bagi semua lapisan
masyarakatnya. Tari ini dibawakan oleh dua atau empat orang penari wanita
diiringi oleh penari pria secara bergantian. Peria yang ingin turun menari
harus meberi imbalan berupa uang yang dicampakan disuatu tempat/kaleng yang
disediakan didepan penari wanita, dari sinilah lahir nama campak. Biasanya
dalam tarian ini diselingi dengan pantun berbalas diantara penari pria dan
wanita sehingga tarian ini akan sangat meriah dan ceria. Sebagai alat pengiring
tari campak berupa tawak-tawak, gendang dan biola.
b. Campak Laut
Tari campak laut oleh masyarakat suku
sawang merupakan tarian suka cita yang biasanaya dilaksanakan dalam mengiringi
kegiatan upacara ritual muangjong pada setiap tahun. Tarian ini dilaksanakan
secara berpasang-pasangan baik tua maupun muda. Tari gembira ini diikuti dengan
nyanyian dan diiringi alat music seperti gong dan gendang. Biasanya dilakukan
hingga larut malam
2. Tari Sepen (Seni Pencak)
Sepen termasuk salah satu tarian
tradisional masyarakat Belitung
yang mengandung unsur-unsur gerakan pencak silat. Sepen sudah menjadi tarian
pergaulan, sering ditarikan untuk menyambut tamu pemerintahan atau wisatawan
yang datang ke Pulau Belitung. Tarian ini bisa dilakukan berpasang-pasangan
antara pria dan wanita. Penekanan tarian ini pada kelincahan gerakan kaki
dan tepuk tangan sipenari.
yang mengandung unsur-unsur gerakan pencak silat. Sepen sudah menjadi tarian
pergaulan, sering ditarikan untuk menyambut tamu pemerintahan atau wisatawan
yang datang ke Pulau Belitung. Tarian ini bisa dilakukan berpasang-pasangan
antara pria dan wanita. Penekanan tarian ini pada kelincahan gerakan kaki
dan tepuk tangan sipenari.
3. kesenian Lesong
Panjang
Lesong panjang adalah nama dari alat dan
permainan itu sendiri. Biasanya dimainkan pada saat musim panen padi tiba. Alat
utamanya adalah sebuah lesung yang terbuat dari kayu pilihan yang bersuara
keras dan jernih. Panjang lesung bervariasi antara 1 – 1,5 meter dengan dia
meter 25 cm sampai 30 cm.
Alat untuk memukul lesong dinamakan alu dengan panjang bervariasi dari 75 cm hingga 120 cm dengan dia meter hingga 6 cm lesong dibuat dengan bebagai model dan ukuran sesuai dengan selera pemain.
Alat untuk memukul lesong dinamakan alu dengan panjang bervariasi dari 75 cm hingga 120 cm dengan dia meter hingga 6 cm lesong dibuat dengan bebagai model dan ukuran sesuai dengan selera pemain.
4. Tari Tulak Balak
Tarian tulak balak diangkat dari upacara
yang sering dilakukan masyarakat untuk menolak mara bahaya guna menjaga
keselamatan kampung dari berbagai penyakit, seperti penyakit sampar, penyakit
menular dan menolak bencana alam serta menghindari pertikaian antar warga.
Tarian ini dilakukan dari ujung ke ujung kampung, guna mengusir bencana alam dari kampung digunakan kesalan berupa irisan daun neruse, ati-ati, dan bunga rampai yang telah diberi mantera oleh dukun kampung.
Tarian ini dilakukan dari ujung ke ujung kampung, guna mengusir bencana alam dari kampung digunakan kesalan berupa irisan daun neruse, ati-ati, dan bunga rampai yang telah diberi mantera oleh dukun kampung.
2. MASYARAKAT MELAYU BENGKULU
Kalau kita sebut saja suku masyarakat melayu Jawa,
Minang dan Banjar pasti saja orang akan tahu dan tak perlu lagi kita terangkan
asal usul mereka, ini kerana suku masyarakat melayu tersebut bolehlah dikatakan
sebagai majoriti dalam masyarakat melayu, yakni ramai bilangannya didalam
masyarakat. Namun sebenarnya masih ada suku etnik melayu lain yang terdapat
dalam suku etnik melayu ini, contohnya masyarakat bengkulu.
Masyarakat Bengkulu bolehlah dikatakan sebagai
masyarakat yang agak minoriti dalam suku masyarakat melayu ini. Berkulit agak
cerah, dan bermata sepet , masyarakat Bengkulu mirip peranakan cina, Berbanding
dengan Masyarakat melayu lain, masyarakat Bengkulu ini kurang dikenali perihal
sejarah dan warisan mereka.
Untuk mengenali lebih lanjut akan masyarakat
Bengkulu ini, eloklah disingkap satu persatu mengenai asal, sejarah serta
warisan masyarakat Bengkulu ini. Walaupun agak ringkas diharap dapat memberi
sedikit kefahaman mengenai masyarakat yang unik ini.
~MASYARAKAT BENGKULU DI
MALAYSIA~
Seperti juga suku etnik melayu lain, Penghijrahan
nenek moyang masyarakat Bengkulu sekitar tahun 1870-an hingga awal 1900-an dari
tanah asal tumpah darah mereka yang dinamakan Bengkulu ( dikenali juga sebagai
Bencoolen, Benkoelen atau Bangkulen) iaitu sebuah provinsi yang terletak di
pulau Sumatra, Indonesia .merupakan titik tolak adanya generasi Bengkulu di
Malaysia hari ini.
Pemerintahan kejam dan zalim kerajaan Belanda di
tanah asal tumpah darah mereka itu memaksa mereka meredah lautan dengan hanya
menaiki perahu bercadik ( kapal Layar) untuk mendapatkan kehidupan yang lebih
selesa,
Kini masyarakat keturunan Bengkulu ini banyak
terdapat sekitar Hulu Selangor, Kajang dan Gemas. juga ada yang berkampung di
sekitar tempat lain di Negeri Sembilan, Melaka juga kedah. Malah ditempat
–tempat lain juga.
~ADAT, BAHASA dan
WARISAN ~
Lumrah Melayu berpegang pada adat, begitu juga
dengan Keturunan bengkulu yang kaya dengan adat dan warisan, berkait dengan
lingkung kehidupan manusia, sambutan peristiwa besar dalam hidup manusia
seperti Kelahiran, Perkahwinan dan kematian disulam dengan adat masyarakat
Bengkulu.
Jika masyarakat Jawa, minang dan banjar punya bahasa
sendiri, begitu juga dengan masyarakat Bengkulu, terdapat banyak sebenarnya
bahasa asal masyarakat Bengkulu, namun bahasa melayu loghat Bengkulu ( Bulang)
serta bahasa serawai sahaja yang masih kekal digunakan kini.
Tarian dan warisan seni suara bagi masyarakat
Bengkulu antara lainnya ialah tarian Andun, Kejai serta Gandai , serta banyak
lagi tarian lain. Manakala paluan Rebana adalah warisan yang masih lagi
dimainkan oleh masyarakat Bengkulu untuk memeriahkan majlis perkahwinan, cukur
jambul dan majlis -majlis keraiaan lain.
Tidak lengkap warisan sesuatu masyarakat itu tanpa
makanan tradisinya, kueh tat, kueh bebokol, bebotok dan ocong-ocong adalah
makanan tradisional masyarakat Bengkulu yang digemari hingga ke hari ini, malah
terdapat juga beberapa jenis kuih muih dan lauk pauk tradisional lain bagi
masyarakat Bengkulu.
~MASYARAKAT MELAYU
BENGKULU HARI INI~
Walaupun kemodenan semakin rancak, budaya dan adat
sesuatu kaum itu harus terus dikekalkan untuk memastikan kelangsungannya. Rata-
rata masyarakat Bengkulu hari ini masih mampu bertutur dalam bahasa Bengkulu.
Dan seperti juga suku masyarakat lain, anak Bengkulu
kini semakin dikenali dengan kejayaan mereka, antara nya ialah Dato’ haji
Zainal Abidin haji Sakom yang merupakan Pengerusi yayasan basmi kemiskinan
(YBK) malaysia yang berterusan menyumbangkan jasa beliau.
Atau sebut sahaja nama Datuk Seri Ab Hakim bin Borhan
iaitu mantan Datuk Bandar kuala Lumpur dari tahun 2006 hingga 2008, yang
berpengalaman luas dalam bidang urus tadbir dan pernah menjawat banyak jawatan
utama dalam instistusi penting.
Didalam industri hiburan tanah air contohnya, kita
tidak kurang dengan anak Bengkulu yang membanggakan, Erra Fazira bolehlah
dianggap seorang penyanyi dan pelakon yang amat dikenali.
Malah terdapat ramai lagi anak Bengkulu yang Berjaya
dalam bidang yang mereka ceburi, sama ada di dalam perniagaan, perkhidmatan
persekutuan , ketenteraan atau apa jua bidang yang mereka ceburi, bukankah
mereka ini telah membuktikan bahawa Walaupun masyarakat Bengkulu itu sendiri
agak minoriti, namun mereka Berjaya mengharumkan nama anak Bengkulu lain amnya.
~MASA DEPAN ANAK
BENGKULU~
Mungkin sudah tiba masanya bagi masyarakat melayu
Bengkulu mula bangkit untuk lebih dikenali, memetik kata-kata Datin Seri Utama
Masnah Rais yang juga adalah seorang anak Bengkulu “ Kita bukan si –tanggang
yang seperti kacang lupakan kulit, lantas malu menerima hakikat asal usul” kita
perlu mula melakukan sesuatu supaya adat dan warisan akan terus kekal
selamanya.
Bagi masyarakat Melayu lain, inilah kami masyarakat
Bengkulu yang amat unik, dengan budaya, adat dan warisan. Kenali kami dan pasti
anda akan kagumi kami. Adat dan
istiadat yang cukup akrab dengan masyarakat Bengkulu, di antaranya: Kain
Bersurek, merupakan kain bertuliskan huruf Arab gundul. Kepercayaan masyarakat
di Provinsi Bengkulu umumnya atau sebesar 95% lebih menganut agama Islam.
Upacara adat juga banyak dilakukan masyarakat di Provinsi Bengkulu seperti,
sunat rasul, upacara adat perkawinan, upacara mencukur rambut anak yang baru
lahir.
Salah satu upacara tradisional adalah upacara
"TABUT" yang sekarang populer dengan nama “TABOT” yaitu suatu
perayaan tradisional yang dilaksanakan dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 10
Muharram setiap tahunnya, untuk memperingati gugurnya Hasan dan Husen cucu Nabi
Muhammad SAW oleh keluarga Yalid dari kaum Syiah, dalam peperangan di Karbala
pada tahun 61 Hijriah. Pada perayaan TABOT tersebut dilaksanakan berbagai
pameran serta lomba ikan – ikan, telong – telong, serta kesenian lainnya yang
diikuti oleh kelompok – kelompok kesenian yang ada di Provinsi Bengkulu,
sehingga menjadikan ajang hiburan rakyat dan menjadi salah satu kalender
wisatawan tahunan.
Terdapat empat bahasa daerah yang digunakan oleh
masyarakat Bengkulu, yakni: Bahasa Melayu, Bahasa Rejang, Bahasa Pekal, Bahasa
Lembak. Penduduk Provinsi Bengkulu berasal dari tiga rumpun suku besar terdiri
dari Suku Rejang, Suku Serawai, Suku Melayu. Sedangkan lagu daerah yaitu Lalan
Balek.
Di bidang kehidupan beragama, kesadaran melaksanakan
ritual keagamaan mayoritas penduduk yang beragama Islam secara kuantitatif
cukup baik. Kesadaran di kalangan pemuka agama untuk membangun harmoni sosial
dan hubungan intern dan antar-umat beragama yang aman, damai dan saling
menghargai cukup baik.
Falsafah hidup masyarakat setempat, "Sekundang
setungguan Seio Sekato". Bagi masyarakat Bengkulu pembuatan kebijakan yang
menyangkut kepentingan bersama yang sering kita dengar dengan bahasa pantun
yaitu: "Ke bukit Samo Mendaki, Ke lurah Samo Menurun, Yang Berat Samo
Dipikul, Yang Ringan Samo Dijinjing", artinya dalam membangun, pekerjaan
seberat apapun jika sama-sama dikerjakan bersama akan terasa ringan juga.
Selain itu, ada pula "Bulek Air Kek Pembukuh, Bulek Kata Rek
Sepakat", artinya bersatu air dengan bambu, bersatunya pendapat dengan
musyawarah.
Pakaian Adat
Melayu Bengkulu
Kategori :Pakaian Tradisional
Elemen Budaya : Pakaian Tradisional
Provinsi : Bengkulu
Asal Daerah : Bengkulu
Elemen Budaya : Pakaian Tradisional
Provinsi : Bengkulu
Asal Daerah : Bengkulu
Pakaian adat pria Bengkulu Kelengkapan pakaian adat untuk
kaum pria di Bengkulu terdiri dari jas, memakai sarung, celana panjang, alas
kaki yang juga dilengkapi dengan memakai tutup kepala serta sebuah keris. Jas
yang di pakai tersebut terbuat dari bahan kain yang bermutu seperti wol atau
bisa juga bahan sejenisnya dan umumya warnanya gelap seperti warna hitam dan
warna biru tua. Sementara untuk bawahannya berupa celana yang terbuat dari
bahan serta dengan pilihan warna yang sama. Sedangkan sebagai pelengkap busana
adat pria Bengkulu untuk bagian kepala dipakai detar yang terbuat dari kain
songket emas atau bisa juga dari kain songket perak, kemudian memakai alas kaki
beludru yang bercorak keemasan, juga memakai sebilah keris serta gelang emas yang
di kenakan di tangan kanan. Pakaian adat wanita BengkuluUntuk baju adat kaum
wanita Melayu di provinsi Bengkulu memakai baju kurung yang berlengan panjang,
serta bertabur motif corak-corak dan bersulam emas yang berbentuk lempengan
bulat yang kalau di lihat seperti uang logam. Bahan baju kurung wanita Bengkulu
biasanya dari beludru dengan pilihan warna-warna merah tua, warna biru tua,
warna lembayung atau warna hitam. Ada pelengkap tambahan untuk pakaian adat
wanita Bengkulu yaitu sarung songket benang emas atau perak dengan pilihan
warna yang serasi dan terbuat dari sutra. Kemudian sehelai kampuh yang terbuat
dari bahan satin sutra bersulamkan emas, cara memakaian dengan diselempang pada
bagian dada kearah belakang punggung dan membentuk menyerupai huruf V. Pada
bagian dada atas kampuh bergantungan tampak sangat glamor dan berlapis-lapis
dalam jumlah sangat banyak. Untuk pergelangan tangan serta pada jari jemari
dilingkari dengan cincin permata, sementara pada alas kaki menggunakan selop
yang bersulam emas.
C.
BUDAYA MELAYU RIAU
SURAT KAPAL
Dalam
masyarakat Melayu Indragiri Hulu, salah satu prosesi adat pernikahan adalah
membacakan Surat Kapal atau bisa juga disebut dengan Syair Cendrawasih atau
Cerita Kapal. Syair Cenderawasih merupakan syair yang khusus dibacakan
ketika keturunan bangsawan menikah, baik sesama keturunan bangsawan (Raja)
maupun salah satu diantaranya berdarah biru. Sedangkan Surat Kapal atau
Cerita Kapal khusus dibacakan dan dilantunkan bagi orang kebanyakan
(masyarakat umum).
D. Surat Kapal menceritakan siapa calon
pengantin, dimana pertemuannya, apa aktivitasnya, siapa keluarganya dan
keturunannya dan melalui syair Surat Kapal ini calon pengantin diminta belajar
banyak bagaimana filosofis perjalanan kapal. Seperti bagaimana melawan ombak
perkawinan, riak-riak kecil perjalanan rumah tangga dan sebagainya.
E. Berikut contoh Surat Kapal di salah
pesta pernikahan di Kecamatan Peranap, Indragiri Hulu :
F.
1. Dengan bismillah saya mulakan
Assalamualaikum saya ucapkan
Tiada lain untuk tujuan
Surat kapal saya bacakan
2. Rumpun bambu di tepi perigi
Tumbuh rebung menjadi buluh
Ampun hamba tegak berdiri
Wujudnya hamba duduk bersimpuh
3. Pujian syukur kita panjatkan
Ke hadirat Allah pencipta alam
Melimpahkan rahmat siang dan malam
Kepada umat penghuni alam
4. Selawat dan salam beriring pula
Nabi Muhammad pemimpin kita
Salat lima waktu janganlah lupa
Salat disebut tiang agama
5. Dengan bismillah permulaan kalam
Kertas dan dawat berwarna hitam
Cerita dibuat siang dan malam
Menyampaikan hajat seorang insane
6. Kami kisahkan seorang pemuda
Duduk termenung berhati hiba
Niat di hati mencari intan permata
Di rawah kononnya ada
7. Duduk di teras di atas kursi
Ambil gitar bawa bernyanyi
Lagunya merdu bernada tinggi
Lagunya bernama si jali-jali
8. Encik Masbah seorang pemuda
Pergi berjalan kendaraan honda
Astrea grand ataupun supra
Cari hiburan senang hatinya
9. Amaliah terpandang pula
Kecik dan mungil pula manis wajahnya
Masbah tercantul hati dia
Ingin berkenalan malu pula
10. Besok harinya diulang lagi
Terus-terang saja tak sabar lagi
Malam tadi ku tidur bermimpi
Gadis kuidamkan di pelukan ini
11. Teringat semalam tidur bermimpi
Gadis yang tampak berjumpa lagi
Inikah jodoh Tuhan takdiri
Siang terbayang malam bermimpi
1. Dengan bismillah saya mulakan
Assalamualaikum saya ucapkan
Tiada lain untuk tujuan
Surat kapal saya bacakan
2. Rumpun bambu di tepi perigi
Tumbuh rebung menjadi buluh
Ampun hamba tegak berdiri
Wujudnya hamba duduk bersimpuh
3. Pujian syukur kita panjatkan
Ke hadirat Allah pencipta alam
Melimpahkan rahmat siang dan malam
Kepada umat penghuni alam
4. Selawat dan salam beriring pula
Nabi Muhammad pemimpin kita
Salat lima waktu janganlah lupa
Salat disebut tiang agama
5. Dengan bismillah permulaan kalam
Kertas dan dawat berwarna hitam
Cerita dibuat siang dan malam
Menyampaikan hajat seorang insane
6. Kami kisahkan seorang pemuda
Duduk termenung berhati hiba
Niat di hati mencari intan permata
Di rawah kononnya ada
7. Duduk di teras di atas kursi
Ambil gitar bawa bernyanyi
Lagunya merdu bernada tinggi
Lagunya bernama si jali-jali
8. Encik Masbah seorang pemuda
Pergi berjalan kendaraan honda
Astrea grand ataupun supra
Cari hiburan senang hatinya
9. Amaliah terpandang pula
Kecik dan mungil pula manis wajahnya
Masbah tercantul hati dia
Ingin berkenalan malu pula
10. Besok harinya diulang lagi
Terus-terang saja tak sabar lagi
Malam tadi ku tidur bermimpi
Gadis kuidamkan di pelukan ini
11. Teringat semalam tidur bermimpi
Gadis yang tampak berjumpa lagi
Inikah jodoh Tuhan takdiri
Siang terbayang malam bermimpi
G.
12. Pulang ke rumah menguruh dada
Ada dibuat tak tentu arah
Kepala sakit serasa pecah
Dia mengadu ke ibu tercinta
13. Wahai ayah dan ibuku
Tolonglah anak tolonglah daku
Kemana saja tempat mengadu
Pikiran kacau tiada menentu
14. Wahai anak sabarlah dulu
Aku berunding ke Pak Itam dulu
Runding yang baik tak perlu ditunggu
Pak Kocik Asim sudah setuju
15. Sanak saudara sudah mufakat
Pergi berunding untuk mengikat
Mengikat janji berupa adat
Begitu lazim sudah dibuat
16. Pak Itam dan Pak Andak pergi berunding
Pak Kocik duduk berdamping
Runding yang baik iring beriring
Tidak sampai tuding-menuding
17. Silat Pangean gayanya lambat
Satu menggayung satu menyambut
Ibarat benang tiada yang kusut
Mufakat yang baik turut-menurut
12. Pulang ke rumah menguruh dada
Ada dibuat tak tentu arah
Kepala sakit serasa pecah
Dia mengadu ke ibu tercinta
13. Wahai ayah dan ibuku
Tolonglah anak tolonglah daku
Kemana saja tempat mengadu
Pikiran kacau tiada menentu
14. Wahai anak sabarlah dulu
Aku berunding ke Pak Itam dulu
Runding yang baik tak perlu ditunggu
Pak Kocik Asim sudah setuju
15. Sanak saudara sudah mufakat
Pergi berunding untuk mengikat
Mengikat janji berupa adat
Begitu lazim sudah dibuat
16. Pak Itam dan Pak Andak pergi berunding
Pak Kocik duduk berdamping
Runding yang baik iring beriring
Tidak sampai tuding-menuding
17. Silat Pangean gayanya lambat
Satu menggayung satu menyambut
Ibarat benang tiada yang kusut
Mufakat yang baik turut-menurut
H.
18. Tiada lama hari ditunda
Ijab Kabul di kantor Pak KUA
Mas kawinnya duit tersebut pula
Diserahkan pula di depan Pak KUA
19. Kini Masbah senang hatinya
Ibarat bunga indah jadi miliknya
Sepasang mempelai menjadi riang
Hati yang sempit menjadi lapang
20. Berbilang hari berbilang minggu
Tiada terasa lama menunggu
Lebaran haji telah berlalu
Pestanya segera tak lama menunggu
21. Sanak famili dikasi tau
Di hulu di hilir dijemput dahulu
Di Pulau Gelang atau Kuantan Babu
Di Sungai Beringin atau Pasir Kemilu
22. Siapkan kapal mana yang rusak
Lunas diganti kayunya cempedak
Papannya diganti kayunya resak
Maklum saja menempuh ombak
23. Papannya banyak dimakan kapang
Setiap keeping banyak berlubang
Bosnya pening bila memandang
Duitnya habis buat upah tukang
24. Lebih dan kurang selesai sudah
Baut dicabut dipasang pula
Setiap tiang dipasang bendera
Warnanya banyak berupa-rupa
25. Tinggal berangkat tunggu-menunggu
Siap berangkat perintah cincu
Ke pelabuhan syah Bandar tempat dituju
Meneken buku penting dahulu
26. Kapal bernama Samudra Jaya
Berlayar sampai ke Malaysia
Dipimpin oleh seorang pemuda
Lengkap semua dengan ABK
27. Kapalnya sarat muatan barang
Ditambah pula ramai penumpang
Ada yang kocik ada yang godang
Kapalnya oleng anginnya kencang
28. Encik Masbah nama nakhoda
Petunjuk jalan jangan cerita
Duduk di kamar melihat peta
Orangnya ramah suka ketawa
29. Kapal berangkat pelabuhan Pak Wandi
Haluan menuju pelabuhan Cik Masri
Kapalnya laju Allahu robbi
Penumpang di kapal banyak yang ngeri
30. Cik Iyus dijadikan serang
Badannya kecil akalnya panjang
Kerjanya sedikit upah nak godang
Tiada yang sanggup nak menentang
31. Encik si Jok dijadikan kuancah
Kerja di kapal alhamdulillah
Mesin yang baik menjadi pecah
Karena ulahnya banyak keletah
32. Gendang dan gong berbunyi pula
Orang bersilat mulai melangka
Langkah dibuang digayung pula
Lawan menyambut dielakkan saja
33. Orang bersorak riuh bunyinya
Tepukan tangan sangat meria
Tradisi Melayu tegakkan pula
Tidaklah lapuk dimakan masa
34. Encik si Jam si Tukang Minyak
Kerja di kapal asik main lantak
Kalau bergurau tak pula mengelak
Terjang-menerjang sepak-menyepak
35. Encik Bujang Maligai dari kelasi
Kerja di kapal si tukang tali
Kerjanya tangkas bukan main lagi
Tali yang putus disambung kembali
36. Kapal kini merapat sudah
Nakhoda turun sangat gagahnya
Raja sehari digelar pula
Memakai keris serta mahkota
37. Nakhoda tegak di depan rumah
Permaisuri lalu dipapah
Encik dayang mengiring pula
Pengantin tegak bersanding pula
38. Wahai encik dan puan-puan
Silahkan masuk para undangan
Silahkan duduk di dalam ruangan
Ambillah nasi silahkan makan
39. Tepuk anak Melayu asli
Selesai ditepuk mengangkat sembah
Memberi tepuk kemarahan hati
Memohon maaf kepada Allah
40. Bukan lebah sembarang lebah
Lebah bersarang di rumpun buloh
Bukan sembah sembarang sembah
Sembah menyusun jari sepuluh
41. Cantik kembang bunga melati
Tumbuh sebatang di tengah kota
Patah tumbuh hilang berganti
Adat pusaka terpelihara juga
42. Sedikit lagi patik bertitah
Pesan patik jadikan petuah
Mari laksanakan program pemerintah
Tak usah banyak-banyak, due cukuplah
43. Akhirulkalam saye ucapkan
Sampai di sini saye sudahan
Terima kasih atas perhatian
Mohon maaf atas segala kesalahan
18. Tiada lama hari ditunda
Ijab Kabul di kantor Pak KUA
Mas kawinnya duit tersebut pula
Diserahkan pula di depan Pak KUA
19. Kini Masbah senang hatinya
Ibarat bunga indah jadi miliknya
Sepasang mempelai menjadi riang
Hati yang sempit menjadi lapang
20. Berbilang hari berbilang minggu
Tiada terasa lama menunggu
Lebaran haji telah berlalu
Pestanya segera tak lama menunggu
21. Sanak famili dikasi tau
Di hulu di hilir dijemput dahulu
Di Pulau Gelang atau Kuantan Babu
Di Sungai Beringin atau Pasir Kemilu
22. Siapkan kapal mana yang rusak
Lunas diganti kayunya cempedak
Papannya diganti kayunya resak
Maklum saja menempuh ombak
23. Papannya banyak dimakan kapang
Setiap keeping banyak berlubang
Bosnya pening bila memandang
Duitnya habis buat upah tukang
24. Lebih dan kurang selesai sudah
Baut dicabut dipasang pula
Setiap tiang dipasang bendera
Warnanya banyak berupa-rupa
25. Tinggal berangkat tunggu-menunggu
Siap berangkat perintah cincu
Ke pelabuhan syah Bandar tempat dituju
Meneken buku penting dahulu
26. Kapal bernama Samudra Jaya
Berlayar sampai ke Malaysia
Dipimpin oleh seorang pemuda
Lengkap semua dengan ABK
27. Kapalnya sarat muatan barang
Ditambah pula ramai penumpang
Ada yang kocik ada yang godang
Kapalnya oleng anginnya kencang
28. Encik Masbah nama nakhoda
Petunjuk jalan jangan cerita
Duduk di kamar melihat peta
Orangnya ramah suka ketawa
29. Kapal berangkat pelabuhan Pak Wandi
Haluan menuju pelabuhan Cik Masri
Kapalnya laju Allahu robbi
Penumpang di kapal banyak yang ngeri
30. Cik Iyus dijadikan serang
Badannya kecil akalnya panjang
Kerjanya sedikit upah nak godang
Tiada yang sanggup nak menentang
31. Encik si Jok dijadikan kuancah
Kerja di kapal alhamdulillah
Mesin yang baik menjadi pecah
Karena ulahnya banyak keletah
32. Gendang dan gong berbunyi pula
Orang bersilat mulai melangka
Langkah dibuang digayung pula
Lawan menyambut dielakkan saja
33. Orang bersorak riuh bunyinya
Tepukan tangan sangat meria
Tradisi Melayu tegakkan pula
Tidaklah lapuk dimakan masa
34. Encik si Jam si Tukang Minyak
Kerja di kapal asik main lantak
Kalau bergurau tak pula mengelak
Terjang-menerjang sepak-menyepak
35. Encik Bujang Maligai dari kelasi
Kerja di kapal si tukang tali
Kerjanya tangkas bukan main lagi
Tali yang putus disambung kembali
36. Kapal kini merapat sudah
Nakhoda turun sangat gagahnya
Raja sehari digelar pula
Memakai keris serta mahkota
37. Nakhoda tegak di depan rumah
Permaisuri lalu dipapah
Encik dayang mengiring pula
Pengantin tegak bersanding pula
38. Wahai encik dan puan-puan
Silahkan masuk para undangan
Silahkan duduk di dalam ruangan
Ambillah nasi silahkan makan
39. Tepuk anak Melayu asli
Selesai ditepuk mengangkat sembah
Memberi tepuk kemarahan hati
Memohon maaf kepada Allah
40. Bukan lebah sembarang lebah
Lebah bersarang di rumpun buloh
Bukan sembah sembarang sembah
Sembah menyusun jari sepuluh
41. Cantik kembang bunga melati
Tumbuh sebatang di tengah kota
Patah tumbuh hilang berganti
Adat pusaka terpelihara juga
42. Sedikit lagi patik bertitah
Pesan patik jadikan petuah
Mari laksanakan program pemerintah
Tak usah banyak-banyak, due cukuplah
43. Akhirulkalam saye ucapkan
Sampai di sini saye sudahan
Terima kasih atas perhatian
Mohon maaf atas segala kesalahan
I.
SYAIR SURAT CENDERAWASIH
ACARA PESTA PERKAWINAN
RAJA OLIVIA REINDRA LESTARI DENGAN ZULFAHMI ADRIAN
JL. A. YANI, RENGAT, 21 OKTOBER 2001
PENGARANG DAN PENYAIR : BAHTARAM IB.
1. Bismillah itu mule direke
Sudah direke baru dikarang
Pesta perkawinan ini diberkati Yang Mahakuase
Karena kerja kerasnya panitia siang malam
2. Assamulaikum salam pertame
Warahmatullah tambahan kedue
Kepade undangan encik puan-puan semue
Inilah kisah seorang juragan laksamane mude
3. Laksmane Zulfahmi kenal pertame dengan Olivia Lestari
Di Pekanbaru tak tentu kali
Hari ke hari tak dapat dilupekan lagi
Sehingge keduenye hubungan pacaran dimulai
4. Laksmane mude Zulfahmi termenung seorang diri
Bagaimane nasib hambanye ini
Lame sudah bete membujangkan diri
Sudah waktunye mencari permaisuri
5. Laksmane Zulfahmi menghadap ayah ibu
Menceritekan gembira hatinya
Telah berjumpe calon permaisuri yang dicarinye
Supaye ayah dan ibu pergi meminangnye
6. Orang tue Zulfahmi tersenyum menjawab kate
Sambil menatap muke anaknye
Di mane calon permaisuri yang anakku jumpe
Di istane mane dan siape namenye
7. Kalau ayah nak tahu name calon permaisurinye
Begitu juge name orang tuenye
Namenye Olivia Reindra Lestari cantik jelite
Bapak R. Thamsir Rachman dan Mastiati Sriningsih orang tuenye
8. Sudah dipikirkan segale masalahnye
Orang tue Zulfahmi berunding dengan keluarge
Berembuk mufakat bagaimane mestinye
Untuk meminang Olivia Reindra Lestari jelite
9. Orang tue Zulfahmi seraye bermade
Bapak Nudirsyah diutus sebagai ketuenye
Ke rumah Raja Thamsir Rahman, Tengku Arif tuenye
Meminang Olivia Reindra Lestari untuk Laksmane Zulfahmi katenye
10. Kami akan meneruskan cerite
Di rumah Bapak Raja Thamsir Rachman rombongan tibe
Mereke disambut dengan ramahnye
Ade yang tersenyum ade pula yang ketawe
11. Bapak Nudirsyah memperkenalkan rombongannye
Serte menyampaikan hajat hatinye
Untuk meminang Olivia Reindra Lestari jelite
Menjadi permaisuri Zulfahmi Adrian jejake
12. Bapak Tengku Arif bermufakat
Lamaran diterime dengan suara bulat
Kate Bapak Encik Umar tukar cincin sebagai pengikat
Menentukan hari pernikahan juge dibuat
13. Kami lanjutkan suatu cerite
Waktu pernikahan sampai masenye
Hari Jumat tanggal 19 Oktober 2001 malam akad nikahnye
Bapak H. Saleh Djasit, S.H. dan Bapak Riva’i Rachman saksinye
14. Pade hari Sabtu yang dijadwalkan
Laksmane Zulfahmi diberangkatkan
Menjemput permaisuri yang handalan
Di istane Bapak Raja Thamsir Rachman Bupati Inhu
15. Cenderawasih terbang amat lajunye
Keluarge ditinggalkan sayup nampeknye
Laksmane Zulfahmi bertanye pada dubalangnye
Jauhkah lagi istane mertuenye
16. Wahai laksmane sabarlah, tuan
Kite terbang tidak menempuh malam
Perbelakalan cukup untuk di perjalanan
Beras ade, kue khasidah, dan bolu beghondam
17. Juragan Laksmane Zulfahmi berangkat dengan cenderawasih
Turun menukik di istane Bapak Raja Thamsir Rachman
Pelaksanaan pesta ini diberkati Illahi
Semue kegiatan selesai aman tak ade gangguan
18. Ramai undangan bukan kepalang
Menunggu laksmane Zulfahmi sudah datang
Tamu diundang bukan sembarangan
Dari Jakarta, Pekanbaru sampai ke pedesaan
19. Buah kuini diberi bubur
Bakarlah roti dengan jurami
Syair Cenderawasih untuk menghibur
Semue undangan yang datang hari ini
20. Burung belibis terbang ke sawah
Burung merpati memakan padi
Dawat habis kalam pun patah
Syair Cenderawasih hanye sampai di sini
ACARA PESTA PERKAWINAN
RAJA OLIVIA REINDRA LESTARI DENGAN ZULFAHMI ADRIAN
JL. A. YANI, RENGAT, 21 OKTOBER 2001
PENGARANG DAN PENYAIR : BAHTARAM IB.
1. Bismillah itu mule direke
Sudah direke baru dikarang
Pesta perkawinan ini diberkati Yang Mahakuase
Karena kerja kerasnya panitia siang malam
2. Assamulaikum salam pertame
Warahmatullah tambahan kedue
Kepade undangan encik puan-puan semue
Inilah kisah seorang juragan laksamane mude
3. Laksmane Zulfahmi kenal pertame dengan Olivia Lestari
Di Pekanbaru tak tentu kali
Hari ke hari tak dapat dilupekan lagi
Sehingge keduenye hubungan pacaran dimulai
4. Laksmane mude Zulfahmi termenung seorang diri
Bagaimane nasib hambanye ini
Lame sudah bete membujangkan diri
Sudah waktunye mencari permaisuri
5. Laksmane Zulfahmi menghadap ayah ibu
Menceritekan gembira hatinya
Telah berjumpe calon permaisuri yang dicarinye
Supaye ayah dan ibu pergi meminangnye
6. Orang tue Zulfahmi tersenyum menjawab kate
Sambil menatap muke anaknye
Di mane calon permaisuri yang anakku jumpe
Di istane mane dan siape namenye
7. Kalau ayah nak tahu name calon permaisurinye
Begitu juge name orang tuenye
Namenye Olivia Reindra Lestari cantik jelite
Bapak R. Thamsir Rachman dan Mastiati Sriningsih orang tuenye
8. Sudah dipikirkan segale masalahnye
Orang tue Zulfahmi berunding dengan keluarge
Berembuk mufakat bagaimane mestinye
Untuk meminang Olivia Reindra Lestari jelite
9. Orang tue Zulfahmi seraye bermade
Bapak Nudirsyah diutus sebagai ketuenye
Ke rumah Raja Thamsir Rahman, Tengku Arif tuenye
Meminang Olivia Reindra Lestari untuk Laksmane Zulfahmi katenye
10. Kami akan meneruskan cerite
Di rumah Bapak Raja Thamsir Rachman rombongan tibe
Mereke disambut dengan ramahnye
Ade yang tersenyum ade pula yang ketawe
11. Bapak Nudirsyah memperkenalkan rombongannye
Serte menyampaikan hajat hatinye
Untuk meminang Olivia Reindra Lestari jelite
Menjadi permaisuri Zulfahmi Adrian jejake
12. Bapak Tengku Arif bermufakat
Lamaran diterime dengan suara bulat
Kate Bapak Encik Umar tukar cincin sebagai pengikat
Menentukan hari pernikahan juge dibuat
13. Kami lanjutkan suatu cerite
Waktu pernikahan sampai masenye
Hari Jumat tanggal 19 Oktober 2001 malam akad nikahnye
Bapak H. Saleh Djasit, S.H. dan Bapak Riva’i Rachman saksinye
14. Pade hari Sabtu yang dijadwalkan
Laksmane Zulfahmi diberangkatkan
Menjemput permaisuri yang handalan
Di istane Bapak Raja Thamsir Rachman Bupati Inhu
15. Cenderawasih terbang amat lajunye
Keluarge ditinggalkan sayup nampeknye
Laksmane Zulfahmi bertanye pada dubalangnye
Jauhkah lagi istane mertuenye
16. Wahai laksmane sabarlah, tuan
Kite terbang tidak menempuh malam
Perbelakalan cukup untuk di perjalanan
Beras ade, kue khasidah, dan bolu beghondam
17. Juragan Laksmane Zulfahmi berangkat dengan cenderawasih
Turun menukik di istane Bapak Raja Thamsir Rachman
Pelaksanaan pesta ini diberkati Illahi
Semue kegiatan selesai aman tak ade gangguan
18. Ramai undangan bukan kepalang
Menunggu laksmane Zulfahmi sudah datang
Tamu diundang bukan sembarangan
Dari Jakarta, Pekanbaru sampai ke pedesaan
19. Buah kuini diberi bubur
Bakarlah roti dengan jurami
Syair Cenderawasih untuk menghibur
Semue undangan yang datang hari ini
20. Burung belibis terbang ke sawah
Burung merpati memakan padi
Dawat habis kalam pun patah
Syair Cenderawasih hanye sampai di sini
J. TARI ZAPIN TARIAN RUMPUN MELAYU
K. Zapin adalah khazanah
tarian rumpun Melayu yang menghibur sekaligus sarat pesan agama dan pendidikan.
Tari ini memiliki kaidah dan aturan yang tidak boleh diubah namun dari masa ke
masa namun keindahannya tak lekang begitu saja. Nikmati dendang musik dan
syairnya yang legit.
L. Tari zapin dikembangkan
berdasarkan unsur sosial masyarakat dengan ungkapan ekspresi dan wajah
batiniahnya. Tarian ini lahir di lingkungan masyarakat Melayu Riau yang sarat
dengan berbagai tata nilai. Tarian indah dengan kekayaan ragam gerak ini
awalnya lahir dari bentuk permainan menggunakan kaki yang dimainkan laki-laki
bangsa Arab dan Persia. Dalam bahasa Arab, zapin disebut sebagai al raqh wal
zafn. Tari Zapin berkembang di Nusantara bersamaan dengan penyebaran agama
Islam yang dibawa pedagang Arab dari Hadramaut.
M. Tari zapin tertua di
Indonesia tercatat ada di Flores, Nusa Tenggara Timur, Ternate dan Ambon,
serta rupanya juga berkembang di Pontianak, Kalimantan dengan sebutan
Japin. Di Indonesia bagian Barat, tari zapin awalnya dikenal di Jambi
baru kemudian tumbuh di Riau dan kepulauan sekitarnya. Di Riau tari
zapin awalnya hanya dilakukan penari lelaki dapat mengangkat status sosialnya
di masyarakat. Saat itu penarinya akan menjadi incaran para orang tua untuk
dijodohkan kepada anak perempuannya.
N. Zapin mempertontonkan
gerak kaki cepat mengikuti hentakan pukulan pada gendang kecil yang disebut
marwas. Harmoni ritmik instrumennya semakin merdu dengan alat musik petik
gambus. Karena mendapat pengaruh dari Arab, tarian ini memang terasa bersifat
edukatif tanpa menghilangkan sisi hiburan. Ada sisipan pesan agama dalam syair
lagunya. Biasanya dalam tariannya dikisahkan keseharian hidup masyarakat melayu
seperti gerak meniti batang, pinang kotai, pusar belanak dan lainnya. Anda akan
melihat gerak pembuka tariannya berupa gerak membentuk huruf alif (huruf bahasa
Arab) yang melambangkan keagungan Tuhan.
O. Awalnya tari zapin hanya
ditarikan penari lelaki tetapi namun penari perempuan juga ditampilkan. Kadang
juga tampil penari campuran laki-laki dengan perempuan. Dahulu tari zapin
ditarikan di atas tikar madani dan tikar tersebut tidak boleh bergoyang atau
bergeser sedikitpun sewaktu menarikan tari zapin tersebut.
P. Gerak dan ritme tari zapin merupakan
media utama untuk mengungkapkan ekspresi penarinya. Darinya Anda dapat meresapi
pengalaman kehidupan, peristiwa sejarah, dan keadaan alam yang menjadi sumber
gerak dalam tari zapin.
Q. Kostum dan tata rias
para penari zapin lelaki mengenakan baju kurung cekak musang dan seluar,
songket, plekat, kopiah, dan bros. Sementara untuk penari perempuan berupa baju
kurung labuh, kain songket, kain samping, selendang tudung manto,
anting-anting, kembang goyang, kalung, serta riasan sanggul lipat pandan dan
conget.
R.
Tari zapin meski sempat diklaim menjadi bagian dari hak milik salah satu negara tetangga tetapi nyatanya tarian ini telah berkembang sejak dahulu di banyak daerah di Nusantara dan salah satunya di Riau.
Tari zapin meski sempat diklaim menjadi bagian dari hak milik salah satu negara tetangga tetapi nyatanya tarian ini telah berkembang sejak dahulu di banyak daerah di Nusantara dan salah satunya di Riau.
BAB III
PENUTUP DAN SARAN
PENUTUP DAN SARAN
A.
PENUTUP
Pengaruh
globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi
kebudayaan bangsa Indonesia . Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan
bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar.
Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai interinsik yang
diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada
akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia. Radhakrishnan dalam
bukunya Eastern Religion and Western Though (1924) menyatakan “untuk pertama
kalinya dalam sejarah umat manusia, kesadaran akan kesatuan dunia telah
menghentakkan kita, entah suka atau tidak, Timur dan Barat telah menyatu dan
tidak pernah lagi terpisah. Artinya adalah bahwa antara barat dan timur tidak
ada lagi perbedaan. Atau dengan kata lain kebudayaan kita dilebur dengan
kebudayaan asing. Apabila timur dan barat bersatu, masihkah ada ciri khas
kebudayaan kita?
Ataukah kita larut dalam budaya bangsa lain tanpa meninggalkan sedikitpun sistem nilai kita?
Ataukah kita larut dalam budaya bangsa lain tanpa meninggalkan sedikitpun sistem nilai kita?
Oleh
karena itu perlu dipertahanan aspek sosial budaya Indonesia sebagai identitas
bangsa. Caranya adalah dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan
pelestarian budaya bangsa. Bagi
masyarakat yang mencoba mengembangkan seni tradisional menjadi bagian dari
kehidupan modern, tentu akan terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni
yang masih berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi
masyarakat modern. Karena sebenarnya seni itu indah dan mahal. Kesenian adalah kekayaan bangsa Indonesia
yang tidak ternilai harganya dan tidak dimiliki bangsa-bangsa asing. Oleh sebab
itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya
memelihara seni budaya kita demi masa depan anak cucu
B.
Saran-saran
Dari hasil pembahasan diatas, dapat
dilakukan beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya pergeseran kebudayaan
yaitu :
1.
Pemerintah perlu mengkaji ulang perturan-peraturan yang
dapat menyebabkan
pergeseran budaya bangsa khususnya budaya Belitung
pergeseran budaya bangsa khususnya budaya Belitung
2.
Masyarakat perlu
berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-masing khususnya dan budaya bangsa pada umumnya
3.
Para pelaku usaha
media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita,
hiburan dan informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan pergeseran budaya
hiburan dan informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan pergeseran budaya
4.
Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi
kebudayaan baru, sehingga
budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative.
budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative.
5.
Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau menerima
kebudayaan baru, sehingga
pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada kebudayaan yang
merupakan jati diri bangsa kita.
pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada kebudayaan yang
merupakan jati diri bangsa kita.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar