Kamis, 20 Maret 2014

Manajemen Kamar Operasi



BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan kewenangan yang diberikan, baik kepada teman Sejawatnya, tenaga kesehatan lain, ataupun kepada klien/pasiennya. Untuk itu dalam menjalankan tugasnya bidan harus mampu dalam memajemenkan setiap tindakan yang akan dilakukannya itu. Misalnya selain mempersiapkan mental, waktu dan biaya, bidan juga harus mempunyai suatu rencana mewajibkan pasien untuk menyiapkan kondisi fisik demi lancarnya tindakan yang akan berlangsung. Persiapan fisik ini berhubungan dengan  kelainan atau penyakit yang akan dibedah tersebut, dan juga persiapan fisik berkenaan dengan pembiusan, agar obat-obat bius yang nantinya diberikan tidak menimbulkan efek negatif akibat kemampuan respon tubuh yang tidak normal lagi.
Karena tubuh pasti akan mengalami stress pembedahan, baik dari kemampuan fungsi masing-masing organ vital maupun cedera langsung yang diterimanya, maka untuk kepentingan pembiusan agar obat-obat yang diberikan sebelum dan selama proses berlangsungnya operasi bisa direspon dengan baik, harus ada jaminan akan fungsi dan kondisi tubuh yang baik pula. Maka jika penderita akan dipersiapkan menjalani operasi dengan pembiusan umum ataupun regional pada yang berusia di atas 40 tahun diwajibkan  memeriksa lab untuk mengetahui fungsi pembekuan darah, fungsi liver, ginjal,  endokrin, elektrolit, status gizi dan pemeriksaan elekrokardiografi (EKG) untuk menilai keadaan jantung. Pemeriksaan pemeriksaan tersebut termasuk pemeriksaan standard yang sebaiknya dicek secara lengkap. Namun pada penerapannya, kadang beberapa ahli bedah  lebih menekankan pada pemeriksaan yang menjurus pada kondisi penyakitnya sekalipun jenis pendeteksiaannya lebih mendetail.
Sedangkan untuk jangka pendek, setidaknya 8 jam sebelum masuk ke dalam kamar operasi, fisik penderita diharapkan sudah fit, tidak sedang pilek, batuk atau yang lainnya, dalam keadaan bersih hingga ke cuci rambut dan siap menanggalkan asesoris seperti perhiasan, gigi palsu, tidak bergincu dan cat kuku mesti dihapus. Ini dilakukan untuk mencegah kontaminasi operasi dan menunjang sterilitas proses operasi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Manajemen dan Manajemen Kamar Operasi?
2.      Apa saja manajemen yang ada di Rumah Sakit?
3.      Bagaimana penerapan manajemen dalam kamar operasi?
4.      Seberapa besar peran Manajemen dalam dunia kesehatan?

C.     TUJUAN
1.    Mengetahui apa yang di maksud dengan Manajemen DA Manajemen Kamar Operasi.
2.    Untuk mengetahui manajemen apa saja yang ada di Rumah sakit.
3.    Mengetahui peran manajemen dalam suatu Rumah Sakit.
4.    Agar mahasiswa mengetahui apa saja manajemen dalam kamar operasi.
5.    Agar mahasiswa mampu menerapkan fungsi manajemen dalam bekerja nanti.

BAB II
PEMBAHASAN
A.     PENGERTIAN
Manajemen adalah proses pengaturan berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang sudah di tentukan melalui fungsi-fungsi tertentu atau di sebut juga proses pengorganisasian aktifitas kerja beberapa orang,sehingga kerja bisa terselesaikan secara efektif dan efisien. Manajemen sering di artikan sama dengan administrasi dan tidak dapat di pisahkan.Manajemen merupakan pokok atau inti administrasi dan proses kolektivitas manusia sebagai ilmu dan sebagai seni.
Manajemen Kamar Operasi adalah pengkoordinasian aktifitas kerja beberapa orang atau merupakan bagian integral yang penting dari pelayanan suatu rumah sakit berbentuk suatu unit yang terorganisir dan sangat terintegrasi, dimana didalamnya tersedia sarana dan prasarana penunjang untuk melakukan tindakan pembedahan. Manajemen kamar operasi meliputi bagaimana seorang pempmpin yaitu seorang dokter bedah,perawat instrumen,anastesi dan asisten dokter lainnya secara bersama-sama melakukan perencanaan,pengorganisasiandan pengendalian sehingga tercapai suatu tujuan yang mulia.

B.     INTERVENSI KLIEN PRE OPERASI
Fase awal dari perioperatif  yang dimulai sejak mengambil keputusan untuk tindakan pembedahan dibuat sampai pasen dipindahkan ketempat kamar bedah.

C.     INTERVENSI KLIEN INTRA OPERATIF
Fase sejak pasen dipidahkan  ke dan dari kompleks ruang operasi.

A. ANGGOTA TIM PEMBEDAHAN
Tim pembedahan terdiri dari:
1.         Ahli bedah
Tim pembedahan dipimpin oleh ahli bedah senior atau ahli bedah yang sudah melakukan operasi.
2.         Asisten pembedahan (1 orang atau lebih): asisten bius dokter, residen, atau perawat, di bawah petunjuk ahli bedah. Asisten memegang retractor dan suction untuk melihat letak operasi.
3.         Anaesthesologist atau perawat anaesthesi
Perawat anesthesi memberikan obat-obat anesthesia dan obat-obat lain untuk mempertahankan status fisik klien selama pembedahan.
4.         Circulating Nurse
Peran vital sebelum, selama dan sesudah pembedahan.
Tugas:
·           Set up ruangan operasi
·           Menjaga kebutuhan alat
·           Check up keamanan dan fungsi semua peralatan sebelum pembedahan
·           Posisi klien dan kebersihan daerah operasi sebelum drapping
·           Memenuhi kebutuhan klien, memberi dukungan mental, orientasi klien
Selama pembedahan:
- Mengkoordinasikan aktivitas
- Mengimplementasikan NCP
- Membantu anesthetic
- Mendokumentasikan secara lengkap drain, kateter, dll
5.         Surgical technologist atau Nurse scrub; bertanggung jawab menyiapkan dan mengendalikan peralatan steril dan instrumen, kepada ahli bedah/asisten. Pengetahuan anatomi fisiologi dan prosedur pembedahan memudahkan antisipasi instrumen apa yang dibutuhkan.

B. PENYIAPAN KAMAR DAN TEAM PEMBEDAHAN
         Keamanan klien diatur dengan adanya ikat klien dan pengunci meja operasi. Dua faktor penting yang berhubungan dengan keamanan kamar pembedahan:
1.      lay out kamar operasi, dan
2.      pencegahan infeksi.

C. ANASTHESIA
                 Negatif Sensation Anasthesia (Bahasa Yunani)
Anasthesia menyebabkan keadaan kehilangan rasa secara partial atau total, dengan atau tanpa disertai kehilangan kesadaran.
Tujuan
      : Memblok transmisi impuls syaraf, menekan refleks, meningkatkan relaksasi otot.
Pemilihan anesthesia oleh anesthesiologist berdasarkan konsultasi dengan ahli bedah dan factor klien.

TYPE ANASTHESIA:
1.      Anasthesia Umum
       Adalah keadaan kehilangan kesadaran yang reversible karena inhibisi impulse saraf otak.
Misal
        : bedah kepala, leher. Klien yang tidak kooperatif.
      a) Stadium Anesthesia
      - Stadium I : Relaksasi (Mulai klien sadar dan kehilangan kesadaran secara bertahap).
   - Stadium II : Excitement (Mulai kehilangan kesadaran secara total sampai dengan pernafasan yang iregulair dan pergerakan anggota badan tidak teratur).
   - Stadium III : Ansethesi pembedahan (Ditandai dengan relaksasi rahang, respirasi teratur, penurunan pendengaran dan sensasi nyeri).
      - Stadium IV : Bahaya (Apnoe, Cardiapolmunarry arrest, dan kematian).
      b) Metode Pemberian
Inhalasi , IV injection. Instilasi rectal
(1) Inhalasi
      Metode yang paling dapat dikontrol karena intak dan eliminasi secara primer oleh paru.
Obat anesthesia inhalasi yang diberikan:
(2) Anesthesi Injeksi IV (Memberikan perasaan senang, cepat dan pelepasan obat secara pelan).

2. Anestesi Local Atau Regional
      Anestesi local atau regional secara sementara memutus transmisi impuls saraf menuju dan dari lokasi khusus.
TEKNIK PEMBERIAN
v Anestesi Topikal (Pemberian secara langsung pada permukaan area yang dianestesi)
Bentuk
                      : Salep atau spray.
Sering digunakan
       : prosedur diagnotik atau intubasi, laringoskopi, cistocopi.
Masa kerja 1 (satu ) menit, lama kerja 20 – 30 menit.
Lokal Anestesi
: Injeksi obat anestesi secara I C dan S C ke jaringan sekitar insisi, luka atau
lesi.                 
v Field Block (Injeksi secara bertahab pada sekeliling daerah yang dioperasi ( hernioraphy,
                        dental prosedur, bedah plstik )
v Nerve Block (Injeksi obat anestesi local ke dalam atau sekitar saraf atau saraf yang mempesarafi daerah yang dioperasi. Block saraf memutus transmisi sensasi, motor, sympatis.
Tujuan              : mencegah nyeri selama prosedur dianostik, mengurangi nyeri dan meningkatkan sirkulasi pada penyakit vascular.
Contoh
             : lidocain ( xilocain ), Bupivacain ( makain ),potensiasi Ephineprin
Spinal Anestesi / Intra Techal
Dicapai dengan injecsi obat anestesi ke dalam ruang sub orachonoid.
Pada L 2 – 3 atau L 3 – 4.
Absorsi ke urat saraf terjadi secara cepat dan menghasilkan analgesia dengan relaksasi.
Efektif untuk operasi abdomen dan panggul.

PENGKAJIAN :
Di ruang penerimaan perawat sirkulasi:
- Memvalidasi identitas klien
- Memvalidasi inform concent

v Chart Review:
- Memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi kebutuhan actual dan potensial
  selama pembedahan.
- Mengkaji dan merencanakan kebutuhan klien selama dan sesudah operasi.
  Perawat menanyakan:
o  Riwayat allergi, reaksi sebelumnya terhadap anesthesia atau tranfusi darah.
o  Check riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
o  Check pengobatan sebelumnya : therapy, anticoagulasi.
o  Check adanya gigi palsu, kontaks lens, perhiasan, wigs dan dilepas.
 Kateterisasi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN.
Resiko infesi, dengan faktor resiko
          : Prosedur invasif: pembedahan, infus, DC
NOC
                                                     : Kontrol infeksi



D.    INTERVENSI KLIEN POST OPERASI
            Suatu fase akhir dari perioperatif  yang dimulai sejak pasen masuk perawatan PACU (Postoperative Anesthesi Care Unit) sampai pasen sembuh total dari pembedahan.
·     Stadium ketiga dan terakhir dari preoperasi adalah bila klien masuk ruang pulih sadar, ruang PAR, atau PACU. Selama periode post operative, klien dirawat oleh perawat di ruang PAR (Post Anesthesia Recovary ) dan unit setelah di pindah dari ruang pemulihan.
·     Waktu yang diperlukan tergantung umur dan kesehatan fisik, type pembedahan, anesthesia dan komplikasi post operasi. Perawat sirkulasi, anesthesiologist / perawat  awal anesthesia dan ahli bedah mengantar klien ke area recovery  periode post operasi.
·     Ahli bedah atau anesthesiologist mereview catatan klien dengan perawat PACU dan menjelaskan type dan luasnya pembedahan, type anesthesia, kondisi patologis, darah, cairan intra vena, pemberian obat, perkiraan kehilangan darah dan beberapa trauma intubasi.

     PENGKAJIAN
       Setelah menerima laporan dari perawat sirkulasi, dan pengkajian klien, perawat mereview catatan klien yang berhubungan dengan riwayat klien seperti :
·     status fisik dan emosi, sebelum pembedahan dan alergi
·     Pemeriksaan Fisik Dan Manifestasi Klinik System Pernafasan
Ketika klien dimasukan ke PACU
., Perawat segera mengkaji klien:
- Potency jalan nafas,
- Perubahan pernafasan (rata-rata, pola, dan kedalaman).
-  Sistem Cardiovasculer
-  Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit
-  Inspeksi membran mukosa
-   Kaji intake / out put.
-  Monitor cairan intravena dan tekanan darah.
-  Sistem Persyarafan
-  Kaji fungsi serebral dan tingkat kersadaran depresi fungsi motor
-  Klien dengan bedah kepala leher :
-  Sistem Perkemihan
-  Sistem Gastrointestinal
PENGKAJIAN NYERI
     Nyeri post operatif berhubungan dengan luka bedah , drain dan posisi intra operative.
Kaji tanda fisik dan emosi; peningkatan nadi dan tekanan darah, hypertensi, diaphorosis, gelisah, menangis. Kualitas nyeri sebelum dan setelah pemberian analgetika.
     Pemeriksaan Laboratorium dilakukan untuk memonitor komplikasi.
Pemeriksaan didasarkan pada prosedur pembedahan, riwayat kesehatan dan manifestasi post operative. Test yang lazim adalah elektrolit, Glukosa, dan darah lengkap.

DIAGNOSA KEPERAWATAN.
1. Gangguan pertukaran gas, berhubungan dengan efek sisa anesthesia, imobilisasi, nyeri.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka pemebedahan, drain dan drainage.
3. Nyeri berhubungan dengan incisi pembedahan dan posisi selama pembedahan.
4. Risiko injury berhubungan dengan effect anesthesia, sedasi, analgesi.
5. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan intra dan post operasi.
6. Ketidak efektifan kebersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan sekresi.


LAMPIRAN GAMBAR
INSTALASI KAMAR OPERASI
Description: https://encrypted-tbn2.google.com/images?q=tbn:ANd9GcTZ80ZTnbxvrx4qfY5hfX11JLmwdTM7bM915jL92ztMjuKHLXZSig















                        DAFTAR PUSTAKA
§  Catatan Perkuliahan
§  http://nurieldanasafitridianhusada.blogspot.com/p/pelaksanaan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar