ORGAN
REPRODUKSI WANITA
A.
Genetalia
Eksterna
·
Vulva
1)
Labia
Mayora
ü homolog
dengan scrotum, bagian dalam selaput kulit biasa dan ditumbuhi lender banyak
mengandung kelenjar sebacea,
ü lipatan
kulit dan jaringan ikat berlemak yang
terletak antara mons pubis dan perineum
ü kulit
pada bagian lateral dari permukaan labia berpigmen lebih gelap dan berambut
atau pubes.
ü kulit
pada bagian medial permukaan labia lebih halus dan terdiri atas banyak kelenjar
minyak, kelenjar keringat dan memberikan bau khas vulva.
ü berfungsi
untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan
pelumas pada saat menerima rangsangan seksual.
2)
Labia
Minora
ü Lipatan
di sebgelah medial dari labia mayora, kedua lipatan kanan dan kiri bertemu di
atas: ‘’preputium clitoridis “ bertemu di bawah : “ frenulum clitoridis “.
ü berfungsi
untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya serta merupakan daerah erotic
yang mengandung pembuluh darah dan syaraf.
ü labia
minora adalah dua lipatan kulit yang menutupi orifisium vaginalis dan
uretralis.
3)
Klitoris
ü Analog
dengan penis, mempunyai banyak suplai darah dari arteri klitoridis mempunyai
persyarafan sensori yang sangat banyak, merupakan daerah erotik utama pada
wanita yang akan membesar dan mengeras apa bila mendapatkan rangsangan seksual.
4)
Vestibulum
ü Merupakan
kelenjar sebelum leteral di batasi oleh kedua labia minora,Anterior oleh
clitoris.dorsal oleh fourchet
ü area
antara kedua libia minora
ü berfungsi
untuk mengeluarkan cairan apabila ada rangsangan seksual yang berguna untuk
melumasi vagina saat bersengggama.
5)
Hymen
(selaput darah)
ü Lipatan
kulit tipis yang menutupi sebagian besar dari introitus vagina, bila hymen tertutup : Hymen Occlusivum ,bila telah
partus hanya tinggal sisa2 kecil disebut: “carun-culae Myrtiformis”.
ü Dan
dilapisi epitel gepeng membentuk lubang sebesar ibu jari sehingga darah haid
ataupun secret dan cairan darai genitalia interna dapat mengalir ke luar.
6) Uretra
ü Uretra
adalah saluran untuk mengeluarkan urin dan tempat pemasangan keteter
7) Kalenjer
Bartholini
Merupakan
kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina,mengeluarkan secret mucus
terutama pada saat coitus
8)
Perineum
ü merupakan
pintu keluar velvis berikut jaringan lunak yang menutupinya.
B.
Genetalia
Interna
1.
Ovarium
Berfungsi menghasilkan
ovum (sel telur) serta hormone estrogen dan progesterone.
2.
Tuba
fallopi atau saluran telur
Sebagai
penyalur atau jalan ovum menuju uterus.
3.
Rahim
atau Uterus
Tempat perkembangbiakan zigot apa bila terjadi
fertilisasi. Fungsinya:menahan
ovum yang telah dibuahi,tertahan dalam endometrium,dan pada saat melahirkan
uterus berkontraksi mendorong janin keluar
4. Rongga Vagina
Saluran akhir
dari saluran reproduksi bagian dalam reproduksi wanita. Fungsinya:
sebagai alat persetubuhan,sebagai jalan lahir pada waktu partus,sebagai saluran
keluar darah waktu haid dan sekret dari uterus.
C.
Anatomi
Panggul
TULANG-TULANG YANG MENYUSUN PANGGUL
Tulang panggul
terdiri dari 4 buah tulang yaitu :
a) 2 buah Tulang Pangkal Paha (OS COXAE)
Tulang coxae terdiri atas 3 buah tulang
yang berhubungan satu sama lain.
Batas os coxae
dari articulatio sakroiliaka sampai pertengahan pubis.
Ketiga tulang itu ialah :
1.
Tulang Usus ( OS ILLIUM )
Os illium terletak dari articulatio sakroilliaka sampai
pinggir atas acetabulum.
Batas atasnya
merupakan pinggir tulang yang tebal yang disebut CRISTA ILLIACA
Ujung depan maupun belakang dari crista illiaka menonjol terdiri atas 4
spina yaitu:
§ Spina illiaka
anterior superior (SIAS) § Spina illiaka
posterior superior (SIPS)
§ Spina illiaka
anterior inferior (SIAI) § Spina illiaka
posterior inferior (SIPI)
2.
Tulang Duduk (OS ISCHIUM)
Os ischium terletak dari foramen obsturatorium sampai pada pinggir atas
acetabulum. Tonjolan yang
ada pada ischium yaitu SPINA ISCHIADICA. Tulang yang tebal yang menyangga berat
badan pada saat duduk adalah TUBER ISCHADICUM. Bagian yang cekung besar sebelah atas
disebut inchisura isciadica mayor. Bagian yang cekung kecil sebelah bawah disebut inchisura
ischiadica minor.
3.
Tulang Kemaluan
Kemaluan ( OS PUBIS )
FORAMEN OBTURATORIUM : Tulang yang membatasi sebuah
lubang dalam tulang panggul.
RAMUS SUPERIOR : Bagian atas yang menonjol pada os pubis
LINEA INOMINATA atau LINEA TERMINALIS : cekungannya
TEPI ATAS SIMFISIS : Pertemuan kedua
ramus superior.
RAMUS INFERIOR : Pada bagian bawahnya
pertemuan antara ramus inferior membentuk TEPI BAWAH
SIMFISIS.
Pada RAMUS INFERIOR membentuk sudut yang disebut ARCUS
PUBIS yang sudutnya tidak boleh kurang dari 90 derajat.
b.
1 buah Tulang
Kelangkang ( OS SACRUM )
Tulang kelangkang berbentuk segitiga melebar di atas dan
meruncing ke bawah.
Batas-batas dari os sacrum yaitu :
§ Articulatio
sakro illiaca (batas kanan dan kiri) § Coccygis ( batas bawah )
§ Prosesus lumbal
ke-5( batas belakang atas) § Promontorium (
batas depan atas )
§ PROMONTORIUM
: Pada
pertengahan basis terdapat titik menonjol digunakan sebagai petunjuk saat melakukan
pengukuran panggul dalam
§ SAYAP SACRUM : Pada bagian
anterior memanjng sampai illium
§ FORAMINA SACRALIA : Lubang yang terdapat pada bagian depan
ANTERIORA
§ FORAMINA SACRALIA : Lubang yang terdapat pada bagian belakang
POSTERIORA
§ KRISTA SAKRALIA : Pada vertebra
terdapat bagian yang berduri
§ Pada bagian samping tulang kelangkang
berhubungan dengan kedua tulang pangkal paha dengan perantara articulatio
sacroilliaca dan ke bawah dengan tulang tungging.
c.
1 buah Tulang
Tungging ( OS COCCYGIS )
Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas bersatu. Pada persalinan ujung tulang tungging
dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul bertambah
besar. Coccygis bersifat lentur, kelenturannya
mempengaruhi lebar dari ukuran panggul dalam.
JARINGAN LUNAK PANGGUL
Bagian lunak
panggul terdiri dari otot-otot dan ligamenta yang meliputi dinding panggul
sebelah dalam dan yang menutupi panggul sebelah bawah, yang menutupi panggul
dari bawah membentuk dasar panggul dan disebut DIAFRAGMA PELVIS.
BIDANG-BIDANG
PANGGUL
a. Pintu Atas
Panggul
Pintu atas panggul adalah batas atas
dari panggul kecil.
Bentuknya
bulatan oval dengan panjang kesamping dan dibatasi oleh :
- Promontorium - Sayap sacrum - Pinggir atas symphysis
- Linea terminalis - Ramus superior
Biasanya 3 ukuran ditentukan dari PAP
1.
Ukuran muka
belakang (diameter
antero posterior, conjugata vera )
Dari promontorium ke pinggir atas symphysis, dikenal
dengan nama conjugata vera dengan ukuran 11 cm. Pada wanita hidup conjugata vera tak dapat diukur dengan
langsung, tapi dapat diperhitungkan dari conjugata diagonalis (dari
promontorium ke pinggir bawah symphysis)
2.
Ukuran
melintang(diameter tranversal )
Adalah ukuran terbesar antara linea terminalis kanan dan
kiri dengan jarak kurang lebih 13,5 cm
3.
Ukuran serong
( diameter obliqua )
Dari articulatio sacroilliaka ke tuberpubikum dari
belahan panggul yang bertentangan, dengan jarak kurang lebih 13 cm.
b. Bidang Luas Panggul
Yaitu bidang
dengan ukuran-ukuran terbesar.
Bidang luas
panggul terbentang antara pertengahan symphysis, pertengahan acetabulum dan pertemuan antara ruas sacral II dan III. Ukuran muka belakang 12,75 cm, dan ukuran melintang 12,5 cm. Bidang ini tidak menimbulkan kesukaran
dalam persalinan.
c. Bidang Sempit Panggul
Yaitu bidang
dengan ukuran-ukuran terkecil.
Bidang sempit
panggul terdapat setinggi pinggir bawah symphysis, kedua spina ischiadicae dan
memotong sacrum krang lebih 1-2 cm di atas ujung sacrum. Bidang ini paling sulit penilaiannya
karena ukurannya paling kecil, dan sulit mengukurnya. Kesempitan pintu bawah panggul biasanya
disertai kesempitan bidang sempit panggul.
d. Pintu Bawah Panggul
Pintu bawah
panggul terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama, ialah garis yang
menghubungkan kedua tuber ischiadicum kiri dan kanan. Puncak dari segitiga yang belakang
adalah ujung os sacrum sedangkan segitiga depan dibatasi oleh arcus pubis.
Pada pintu bawah panggul biasanya
ditentukan oleh 3 ukuran yaitu :
1. Ukuran muka belakang : Dari pinggir bawah symphysis ke ujung
sacrum (11,5 cm)
2.
Ukuran
melintang : Ukuran antara tuber ischiadicum
kiri dan kanan sebelah
dalam
(10,5cm)
3.
Diameter
sagitalis : Dari ujung sacrum kepertengahan ukuran melintang
posterior (7,5cm)
e. Bidang Hodge
Bidang hodge untuk menentukan berapa
jauh bagian depan anak itu turun ke dalam rongga panggul. Bidang hodge antara lain :
§ Hodge I : Ialah setinggi pintu atas panggul
§ Hodge II : Sejajar dengan hodge I setinggi tepi
bawah symphisis
§ Hodge III : Sejajar dengan hodge I setinggi spina
ischiadica
§ Hodge IV : Sejajar dengan hodge I setinggi ujung
os coccygis
UKURAN-UKURAN
PANGGUL
1. Ukuran Dalam Panggul
a.
Conjugata vera yaitu
perbatasan dari tepi atas symphysis sampai ke promontorium, tidak dapat diukur
secara klinis ( kurang lebih 11 cm )
b.
Conjugata
diagonalis yaitu tepi bawah symphysis sampai ke promontorium (kurang lebih 12-13 cm)
Cara mengukur conjugata diagonalis
ü Dengan 2 jari
telunjuk dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum, jari tengah
digerakkan ke atas sampai dapat meraba promontorium.
ü Sisi radial
dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggir bawah symphysis dan tempat ini
ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri.
ü Diameter oblique (menyilang) yaitu
articulatio saccroilliaka sampai tuber pubicum (12,5 cm)
ü Diameter tranversal adalah jarak antara linea terminalis
kiri dan kanan (13,5 cm)
2. Ukuran Luar Panggul
Ukuran luar panggul tidak dapat digunakan untuk penilaian
apakah persalinan dapat berlangsung secara biasa atau tidak. Walaupun begitu
ukuran luar panggul dapat memberi petunjuk akan kemungkinan panggul sempit.
Ukuran-ukuran
luar panggul yaitu :
ü Distania spinarum adalah jarak antara SIAS kiri dan
kanan (26-28 cm)
ü Distania cristarum adalah jarak antara crista iliaca kiri
dan kanan (28-30
cm)
ü Diastania boudeloque adalah jarak antara tepi atas
symphysis sampai ruas lumbal ke 5 (18-20 cm)
ü Lingkar panggul adalah dari tepi atas symphisys ke
pertengahan SIAS lalu ke proxesus lumbal ke 5 kembali ke pertengahan SIAS dan
kembali di tepi atas shymphisis (80-100 cm)
D. Siklus Menstruasi
Wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur
mengeluarkan darah dari alat kandunganya yang disebut menstruasi (haid).Siklus
menstruasi terjadi karena selaput lender Rahim dari ke hari mengalami perubahan
yang berulang-ulang,dalam 1 bulan mengalami 4 masa (stadium):
a. Stadium
menstruasi (deskuamasi)
pada masa ini endometrium terlepas dari dinding Rahim disertai dengan
pendaharaan,hanya lapisan tipis yang tinggal disebut stratum basale (berlangsung
selama 4 hari ).pada saat haid keluar darah,luruhan dinding endometrium,dan
lender dari serviks. Darah ini tidak membeku karena ada fermen (biokatalisator)
yang mencegah pembekuan darh dan memcairkan luruhan mukosa.Banyaknya pendarahan
selama haid kira-kira 50cc.
b. Stadium
Post-menstruasi (regenerasi).Luka
yang terjadi Karena endometrium terlepas berangsur-angsur ditutup kembali oleh
selaput lender baru yang terjadi dari sel epitel kelenjer endometrium.pada masa
ini tebal endometrium kira-kira 0,5mm ( berlangsung selama 4 hari)
c. Stadium
inter-menstruasi (proleferiasi).
Pada mas ini endometrium tumbuh menjadi tebal kira-kira 3,5mm.kelenjar-kelenjar
tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain (berlangsung kira-kira 5-14 hari dari
hari pertama haid)
d. Stadium
pra-menstruasi (sekresi).pada
stadium ini endometrium tebalnya tetapi bentuk kelenjar-kelenjar berubah
menjadi panjang dan berliku-liku dan mengeluarkan getah.dalam endometrium telah
tertimbun glikogen dan kapur yang diperlakukan sebagai makanan untuk sel telur.
Perubahan ini untuk mempeersiapkan endometrium
untuk menerima telur
Pada endometrium
sudah dapat di bedakan lapisan atas yang padat (stratum kompaktum) yang hanya
di tembus oleh saluran-saluran keluar kalenjer;lapisan bawah yang disebut
stratum basale. Stadium ini berlangsung selama 14-28 hari.bila tidak terjadi
kehamilan maka endometrium di lepas dengan pendarahan dan siklus menstruasi
berulang lagi.
E. Perkembangan Embrio
Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa FERTILISASI. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.
Tahapan
pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :
ü Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan
terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.
ü Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma
dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan
sel (cleavage).
Ada 3 tahapan fase embrionik yaitu :
1. Morula
Morula adalah suatu bentukan sel
sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu
dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi yaitu proses terbentuknya morula.
2. Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan
dari morula yang terus mengalami pembelahan.Bentuk blastula ditandai dengan
mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.Di
dalam blastula terdapat cairan sel yang
disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.
3. Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan
dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan
dinding tubuh embrio serta rongga tubuh.Gastrula pada beberapa hewan tertentu,
seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah
lapisan dinding tubuh embrionya.
F. Pertumbuhan dan perkembangan manusia
Setelah
peristiwa fertilisasi, zygote akan berkembang menjadi embrio yang sempurna dan
embrio akan tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini terjadi masa 6–12 hari
setelah proses fertilisasi. Sel-sel embrio yang sedang tumbuh mulai memproduksi
hormon yang disebut dengan HCG atau human chorionic gonadotropin, yaitu bahan
yang terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan. HCG membuat hormon keibuan untuk
mengganggu siklus menstruasi normal, membuat proses kehamilan jadi berlanjut.
Janin
akan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari. Embrio dilindungi oleh
selaput-selaput yaitu :
ü Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan
menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan.
ü Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk
jonjot yang menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat
pembuluh darah.
ü Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan
epithel menghilang dan pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur
sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan O2, termasuk zat
sisa dan CO2.
ü Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion.
Merupakan tempat munculnya pembuluhdarah yang pertama.
Tahapan perkembangan pada masa
embrio yaitu :
Minggu ke-0 : Sperema membuahi ovum kemudian hasil
konsepsi membagi menjadi
dua,empat,delapan setelah menjadi morulla masuk utuk menempel kurrang
lebih 11 hari setelah konsepsi
Minggu ke-4/bulan ke-1 :dari embrio,bagian tubuh pertama muncul adalah: tulang
belakang otak dan saraf,jantung,sirkulasi darah dan pencernakan terbentuk.
Minggu ke-8/bulan ke-2 : perkembangan embrio lebih cepat,jantung mulai memompa
darah.,
Minggu ke-12/bulan ke-3 : embrio
berubah menjadi janin denyut jantung janin dapat dilihat dengan pemeriksaan
ultrasonografi (USG),berbentuk manusia,gerakan pertama dimulai,jenis kelamin sudah
bisa ditentukan,ginjal sudah memproduksi urine.
Minggu ke-16/bulan ke-4 : system
musculoskeletal matang,system saraf terkontrol,pembuluh darah berkembang
cepat,denyut jantung janin terdengar lewat Dopler,prancreas memproduksi
insulin.
Minggu ke-20/bulan ke-5 :
verniks melindungi tubuh,lanugo menutupi tubuh,janin membuat jadwal untuk
tidur,menelan dan menendang.
Minggu ke-24/bulan ke-6 : kerangka
berkembang cepat,perkembangan dimulai .
Minggu ke-28/bulan ke-7 :
Janin bernafas ,menelan dan mengatur suhu,surfactant mulai berbentuk di
paru-paru,mata mulai buka dan tutup,bentuk janin2/3 bentuk saat lahir.
Minggu ke-38/bulan ke-9 :
seluruh uterus di gunakan bayi sehingga bayi tidak bisa bergerak banyak,
antibody ibu di transfer ke bayi untuk mencapai kekebalan untuk 6 bulan pertama
sampai kekebalan bekerja bayi bekerja sendiri (Prawirohardjo 1999).
G. Gametogenesis
Merupakan peristiwa pembentukan sel gamet, baik gamet jantan/sel spermatozoa (spermatogenesis) dan juga gamet betina/sel ovum.
1. Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sel spermatozoa. Dibentuk di dalam tubula seminiferus. Dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu:
a. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma secara langsung. Serta merangsang sel sertoli untuk meghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) untuk memacu spermatogonium untuk melakukan spermatogenesis.
b. Hormon LH yang berfungsi merangsang sel Leydig untuk memperoleh sekresi testosterone (yaitu suatu hormone sex yang penting untuk perkembangan sperma).
Berlangsung selama 74 hari sampai terbentuknya sperma yang fungsional. Sperma ini dapat dihasilkan sepanjang usia. Sehingga tidak ada batasan waktu, kecuali bila terjadi suatu kelainan yang menghambat penghasilan sperma pada pria.
2. Oogenesis merupakan proses pembentukan dan perkembangan sel ovum. Proses oogenensis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu:
a. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum.
b. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
c. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum).
d. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH.
Selama 28 hari sekali sel ovum dikeluarkan oleh ovarium. Sel telur ini telah matang (mengalami peristiwa ovulasi). Selama hidupnya seorang wanita hanya dapat menghasilkan 400 buah sel ovum setelah masa menopause yaitu berhentinya seorang wanita untuk menghasilkan sel ovum yang matang Karena sudah tidak dihasilkannya hormon, sehingga berhentinya siklus menstruasi sekitar usia 45-50 tahun.
H. Pembuahan (Fertilisasi)
Pembuahan adalah peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang
telah matang dan menghasilkan zygote. Zygote akan menempel/implantasi pada
dinding uterus dan tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin. Keadaan demikian
disebut dengan masa kehamilan/gestasi/nidasi. Janin akan keluar dari uterus
setelah berusia 40 minggu/288 hari/9 bulan 10 hari. Peristiwa ini disebut
dengan kelahiran. Proses pembuahan ini terjadi di bagian saluran Fallopii yang
paling lebar.
Sebelum terjadi proses pembuahan, terjadi beberapa proses sebagai
berikut. Ovum yang telah masuk akan keluar dari ovarium. Proses tersebut
dinamakan ovulasi. Ovum yang telah masak tersebutakan masuk ke saluran
Fallopii. Jutaan sperma harus berjalan dari vagina menuju uterus dan masuk ke
saluran Fallopii. Dalam perjalanan itu, kebanyakan sperma dihancurkan oleh
mukus (lendir) asa di dalam uterus dan saluran Fallopii. Di antara beberapa sel
sperma yang bertahan hidup, hanya satu yang masuk menembus membran ovum.
Setelah terjadi pembuahan, membran ovum segera mengeras untuk mencegah sel
sperma lain masuk.
Tahapan
waktu dalam fertilisasi:
a. Beberapa jam : setelah fertilisasi zygote
akan membelah secara mitosis menjadi 2
sel, 4, 8, 16 sel.
b. Pada hari ke-3 : terbentuk kelompok sel yang
disebut morula. Morula akan
atau ke-4 berkembang menjadi
blastula. Rongga blastosoel berisi cairan dari tuba fallopi dan membentuk
blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass. Blastosit
dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi untuk
menyerap makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari. Blastosit akan
bergerak menuju uterus dengan waktu 3-4 hari.
c. Pada hari ke-6 : setelah fertilisasi
throphoblast akan menempel pada dinding
uterus/proses implantasi dan
akan mengeluarkan hormone HCG (hormone Chorionik gonadotrophin). Hormon ini
melindungi kehamilan dengan menstimulasi produksi hormone progesteron dan
estrogen sehingga mencegah menstruasi.
d. Pada hari ke-12: setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel pada dinding
uterus.
e. Dilanjutkan dengan fase
gastrula, yaitu hari ke-21 : palsenta akan terus
berkembang
dari throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding embrio. Lapisan dinding
embrio inilah yang akan berdiferensisai menjadi organ-organ tubuh. Organ tubuh
akan berkembang semakin sempurna seiring dengan Hormon yang berperan dalam
kehamilan:
-
Progesteron dan estrogen, merupakan
hormon yang berperanan dalam masa kehamilan 3-4 bulan pertama masa kehamilan.
Setelah itu fungsinya diambil alih oleh plasenta. Hormone estrogen makin banyak
dihasilkan seiring dengan bertambahnya usia kandungan karena fungsinya yang
merangsang kontraksi uterus. Sedangkan hormon progesterone semakin sedikit
karena fungsinya yang menghambat kontraksi uterus.
-
Prolaktin merupakan hormon yang
disekresikan oleh plasenta dan berfungsi untuk memacu glandula mamae untuk
memproduksi air susu. Serta untuk mengatur metabolisme tubuh ibu agar janin
(fetus) tetap mendapatkan nutrisi.
-
HCG (hormone chorionic gonadotrophin) merupakan
hormone untuk mendeteksi adanya kehamilan. Bekerja padahari ke-8 hingga minggu
ke-8 pada masa kehamilan. Hormon ini ditemukan pada urine wania pada uji
kehamilan.
-
Hormon oksitosin merupakan hormone yang
berperan dalam kontraksi uterus menjelang persalianan.
Hormon
yang berperan dalam kelahiran/persalinan:
![*](file:///C:\Users\User20\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\User20\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\User20\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
Jika ovum yang sudah masak tidak
dibuahi oleh sperma, jaringan penyusun dinding rahim yang telah menebal dan
mengandung banyak pembuluh darah akan rusak dan luruh/runtuh. Bersama-sama
dengan ovum yang tidak dibuahi, jaringan tersebut dikeluarkan dari tubuh lewat
vagina dalam proses yang disebut menstruasi (haid).ng
bertambahnya usia kandungan.
I. Menentukan
Usia Kehamilan
Ada beberapa metode yang biasa
digunakan untuk melakukan perhitungan usia kehamilan. Berikut adalah beberapa
diantaranya :
1. Metode Haid Terakhir / Metode
kalender(Neagle)
§ Rumus: HPL = (Hari +7), (Bulan-3
atau + 9) (Tahun+1 atau tidak)
Contohnya : Haid pertama haid
normal, 2 Februari (2 bulan); tambahkan
angka 7 pada hari dan 9 pada bulan untuk menetukan perkiraan tanggal
persalinan, yaitu 9 November (11 bulan) (pada tahun yang sama).
§ Rumus: HPL = (Hari +7), (Bulan-3
atau + 9) (Tahun+1 atau tidak)
Contohnya : HPHT Ny. E tanggal 23-08-08
datang ke klinik pada tanggal 08-01-09. Berapakah usia kehamilannya?
Diket: Hari pertama haid terakhir (HPHT)
: (23 + 7) – (08 – 03) – (08+1)
Jadi
hasil taksiran persalinan (TP) : 30 – 05 - 09
Metode ini merupakan metode perhitungan usia kehamilan
yang sangat umum dilakukan. Biasanya terdapat range hari lahir dengan selisih
hingga 7 hari yang dihitung dari tanggal perhitungan kelahiran berdasarkan hari
terakhir menstruasi.
2.Metode Quickeing (Goyang anak)
Kadang-kadang riwayat haid tidak
pasti, terutama kalau wanita hamil itu tidak ingat tanggalnya, baru saja menghentikan pemakaian
kontrasepsi oral atau kehamilan terjadi sebelumnya haidnya kembali setelah
kehamilan sebelumnya. Pada kasus semacam ini, kita harus menanyakan saat ia
merasakan quickening (gerakan anak yang terasa pertama kali) dan kemudian
mencatat tanggalnya. Tanggal atau saat Quickening kemudian ditambah 5 bulan
kalender agar kita dapat memperoleh tanggal perkiraan persalinan (Farrer,
2001). Atau ditambahkan 4,5 bulan
dari waktu ibu merasakan gerakan janin hidup “Felling live” (Quickening) (Prawirohadjo 1999). Rumus : Quickening + (5 atau 4,5 bulan)
3.
Metode Fundus Uteri
Mengukur tinggi fundus juga dapat
dilakukan dengan metode lain yaitu :
·
Menurut Spiegelberg: Dengan jalan mengukur Tinggi Fundus
Uteri dari simfisis
·
Menurut Mac Donald: adalah Modifikasi Spiegelberg,
yaitu jarak fundus dalam cm dibagi 3,5 merupakan tuanya kehamilan dalam bulan
·
Menurut ahfeld : “Ukuran kepala-Bokong” = 0,5
panjang sebenarnya bila diukur jaraak kepala-bokong adalah 20 cm, Maka tua
kehamilan adalah 8 bulan
·
Rumus Johnson-Tausak : Menentukan taksiran berat janin
adalah: BB = ( Mac Donald – 12 )
155
![](file:///C:\Users\User20\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.gif)
·
Menentukan umur kehamilan dilihat dari Tinggi Fundus Uteri
(TFU) menurut Spiegelberg :
22 – 28 mgg : 24 – 25 cm diatas simfisis,
28 mgg : 26,7 – 30 cm diatas simfisis,
30 mgg : 29,5 – 30 cm diatas simfisis,
32 mgg : 29,5 – 30 cm diatas simfisis,
34 mgg : 31 cm diatas simfisis,
36 mgg : 32 cm diatas simfisis,
38 mgg : 33 cm diatas simfisis,
40 mgg : 37,7 cm diatas simfisis (Prawirohardjo 1999)
4. Metode 2 jari tangan
Metode
ini hanya berlaku pada wanita yang memiliki berat badan ideal atau tidak
mengalami obesitas. Cara melakukan metode ini adalah dengan meletakkan 2 jari
diantara perut dan puncak rahim. Patokannya adalah setiap penambahan 2 jari berarti penambahan usia kehamilan sebesar 2
minggu.
4.
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan sinar X akaan
memperlihatkan Osifiksi berbagai
bagian skeleton janin dari sejak usia
kehamilan 16 mgg. Namun demikian, pemeriksaan ini hamper tidak pernah dilakukan
untuk menilai usia kehamilan mengingat bahaya yang dapat menimkbulkan (Farrer,
2001)
5.
Pemeriksaan USG
Kantong janin dapat dulihat pada
usia kehamilan 6 – 7 mgg dan kepala janin dapat diukur pada usia 13 mgg dengan
menggunakan USG (pemantulan gelombang suara frekuensi tinggi dengan panjang
gelombang yang pendek). USG merupakan cara pemeriksaan non invasive. Pada
hakekatnya pemeriksaan USG kini sudah mengantikan peranan sinar X dalam menilai
maturitas janin (farrer, 2001).
Contoh
Gambar
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj25oS4kDyABNlpxc9A2BbNGxO3py1QnsKJWR2NLTe7bVb5asBq7FUYX-0Oni9Sa2cKNgNL1IuvF7sUzo09S_0MUN_As4OBBtFcVGZQOKJb3fsT_xLh1aKAZDi81NN0wOYy5YKkT_ybsiI/s1600/4.jpg)
Referensi
·
Wirakusumah
F. F, dkk 2009. Obstetri Fisiologi. Jakarta : penerbit buku Kedokteran EGC
·
Rukiyah
A. Y, dkk . Asuhan Kebidanan I (kehamilan). Jakarta: Trans InfoMediacrayonpedia.org/mw/D._Pembelahan_Meiosis_Pada_Manusia_12.1#2._Oogenesis.C2.A0
·
Depkes
RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Cetakan Ke III. Jakarta.
·
Mochtar,
R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC
·
Neil,
W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan.
Jakarta: Dian Rakyat.
·
Sulistyawati,
A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar